This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 26 Desember 2013

SHALAT SEBAGAI TERAPI PENGOBATAN

Kisah nyata. Ada seorang anak ustadz yang tidak pernah tahu jalan menuju masjid meskipun orang tuanya adalah seorang yang mengajarkan Al-Qur'an. Harta yang berlimpah dihadapanku telah menghancurkan dan menjauhkanku dari jalan Allah Swt. Namun kemudian Allah Swt berkehendak lain. Aku mengalami kecelakaan mobil (kata sohibul hikayah) yang membuatnya tidak bisa berjalan sama sekali atau lumpuh. Dokter menegaskan bahwa tidak ada sebab-sebab yang jelas mengenai kelumpuhan ini, hanya ada shock neoronitis yang mempengaruhi kemampuannya dalam bergerak.

Suatu hari sebelum saudaranya mendudukannya di kursi roda setelah keluar dari mobil, tiba-tiba terdengar suara adzan shalat magrib. Suara muazzin yang mengumandangkannya begitu merdu, menyentuh hati, dan menggeraannya perasaannya. Seakan-akan baru pertama kali mendengar adzan selama hidup, katanya. Seketika itu, kedua matanya berlinangan air mata. Saudaranya terkejut dan langsung memintanya agar agar mengantarkannya ke masjid untuk shalat bersama jamaah.

PELUANG SEKALIGUS TANTANGAN CALON LEGISLATIF PEREMPUAN

Demokrasi menyandingkan antara lelaki dan perempuan setara untuk memilih dan dipilih. Lelaki atau perempuan bisa menduduki jabatan politik, birokrasi, maupun jabatan lainnya. Terkadang, faktisitas tidak selamanya bersesuaian dengan cita manusia. Antara das sein dengan das sollen tidak selamanya seiring. Sesuatu yang substansial dapat terkalahkan dengan kepentingan manusia. Kondisi perempuan yang setara dengan lelaki dalam konteks demokrasi tidak selamnya berjalan mulus, bahkan terkesan dihambat oleh struktur, budaya, dan psikologi politik.

Syahwat perempuan berkarir di dunia lelaki yang terkesan keras, sadis, dan persaingan bebas mengharuskannya untuk terus melakukan penyesuaian. Politik selama ini dicitrakan sebagai dunia lelaki yang maco, keras, sadis, dan persaingan bebas. Memasuki dunia seperti itu, dan dengan potensi yang melekat pada dirinya, maka perempuan diharapkan mampu bersaing dengan lelaki dalam dunia politik.

POLISI WANITA BERJILBAB

Ketika melintas di bundaran Hotel Indonesia, saya melihat seorang Polwan Berjilbab sedang mengatur lalu lintas. Terlihat Polwan sangat anggun dan cantik mengenakan jilbab di tengah kemacetan dan padatnya arus lalu lintas hari Senen pagi kemarin. Saya tidak melihat kecanggungan sedikitpun dari Polwan Berjilbab saat menjalankan tugasnya. Dia sangat menikmati tugasnya sebagai abdi negara dalam mengatur kelancaran arus lalu lintas di Ibu Kota Jakarta. Lalu, mengapa petinggi Polri sibuk sendiri dengan fikirannya tentang Polwan berjilbab? Saya yakin dengan Polwan berjilbab tidak akan mengganggu kinerja mereka? Sebaiknya, petinggi Polri jangan membangun asumsi bahwa jilbab akan mengganggu kinerja para Polwan?

Memang Polwan berjilbab menjadi wacana yang mengusik ruang private kita. Polwan berjilbab semestinya tidak usah sampai menghabiskan energi yang berlebihan untuk diperdebatkan. Biarkan saja Polwan berjilbab atau tidak berjilbab tidak usah dikekang, hal itu merupakan pilihan atas dasar kesadaran sebagai seorang pemeluk agama Islam. Kalau terus dikekang, sama saja artinya bahwa Polri telah mengekang hak asasi manusia. Yang harus dilakukan Polri adalah membuatkan aturan agar para Polwan nyaman dan tenang menjalankan tugasnya sebagai abdi negara dengan mengenakan jilbab.

MEMASUKI RUANG SAKRAL

Entah benar atau tidak, ternyata biaya terima kasih lebih mahal dibandingkan dengan biaya formal pernikahan yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Agama dalam hal ini Kantor Urusan Agama (KUA). Berita ini beredar dari mulut ke mulut dalam masyarakat dan sempat terekspos lewat media elektronik.

Kementrian Agama harus menjelaskan kenapa hal itu bisa terjadi? Mengapa harus ada uang terima kasih atau uang selawat dan mengapa tidak dikalkulasi semua bentuk pembayaran menjadi satu? Sehingga masyarakat tidak mempersoalkannya. Lalu, pihak terkait menjelaskan pula, rincian peruntukan uang biaya pernikahan itu.

Belum lagi masalah biaya pernikahan itu selesai, di Jawa Timur muncul masalah para penghulu yang tidak mau menikahkan masyarakat di luar jam kerja atau jam kantor. Perilaku penghulu tersebut membuat masyarakat berang dan marah, mengapa? Menurut salah seorang masyarakat bahwa perilaku penghulu yang tidak mau menikahkan di luar jam kerja membuktikan bahwa mereka tidak tahu tradisi dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat Jawa Timur khususnya. Maksudnya tidak mau tahu tentang hari baik, atau hari keberuntungan yang diyakini masyarakat selama ini.

MEMBINCANG KONDOMISASI BANGSAKU

Forum Ummat Islam dua minggu terakhir ini terus berusaha mengetuk kesadaran dan hati nurani pemerintah yang dalam hal ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Persoalan utamanya berkaitan dengan rencana Kementrian Kesehatan yang akan melaksanakan pekan kondomisasi. Kita tidak tahu apa yang diinginkan Kementrian Kesehatan dengan program pekan kondomisasi, kata salah seorang aksi di depan Istana Negara beberapa waktu yang lalu.

Ada dua perspektif yang berbeda tentang pekan kondomisasi yang digagas Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Perspektif pemerintah tentang urgensi pekan kondomisasi, berangkat dari keprihatinan meningkatnya orang yang terjangkit penyakit HIV Aids di Indonesia. Dari data yang dikemukakan oleh komunitas peduli HIV Aids ada sekitar 12 juta orang di tahun 2011 yang terjangkit penyakit yang mematikan ini. Terjadi peningkatan kuantitas orang terjangkit HIV Aids dari tahun sebelumnya.

Rabu, 27 November 2013

SOLIDARITAS VS KEMANUSIAAM

Bayangan dan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak aksi solidaritas para Dokter akhirnya terjadi. Di berbagai rumah sakit Indonesia banyak pasien yang tidak tertangani dan tentu saja sebagian masyarakat marah-marah sekenanya. Namun, masyarakat tidak bisa berbuat banyak selain sumpah serapah dan hanya itu yang bisa mereka lakukan. Faktanya memang, hari Selasa, tanggal 26 Nopember 2013, para Dokter tidak berpraktek karena mereka sedang melakukan aksi solidaritas profesi atas kasus penahanan dr Ayu dan dr Hendri.

Aksi solidaritas para Dokter tersebut telah memakan kurban jiwa. Dari media elektronik terungkap bahwa terdapat kurban struck yang meninggal dunia, ibu hamil yang terpaksa bayinya terlahir di toilet karena tidak ada dokter kandungan, ada pasien yang terpaksa harus kembali pulang dari rumah sakit karena tiadanya Dokter, dan tidak sedikit pula yang mencari jasa Dukun demi kesembuhan keluarga mereka.

SATU HARI TANPA DOKTER

Nelongso, galau, cemas dan khawatir yang saat ini dirasakan oleh puluhan ribu atau mungkin ratusan ribu keluarga di seluruh Indonesia. Suasana batin tersebut sebagai akibat dari rencana para Dokter yang akan mogok praktek di bawah komando Ikatan Dokter Indonesia. Keluarga mana yang tidak khawatir, kalau salah satu keluarga intinya saat ini sedang berbaring di rumah sakit dan siap dioperasi, tetapi tertunda karena para Dokter mogok praktek. Dan mungkin salah satu dari keluarga itu adalah keluarga Hakim, jaksa dan atau pengacara yang mengirim Dokter Ayu ke ruang jeruji besi.

Kami bukan Tuhan. Tulisan yang dibawa oleh beberapa Dokter cantik saat berorasi. Ya, Dokter memang bukan Tuhan. Dokter adalah manusia biasa yang mempunyai tugas mulia untuk membuat manusia tetap hidup sesuai profesinya. Para Dokter bukan pula pesaing Tuhan di muka bumi ini. Ia, hanya manusia biasa yang punya keterbatasan untuk menentukan hidup matinya manusia. Kuasa Tuhan dan hanya Tuhan yang punya otoritas untuk menentikan hidup matinya manusia, tidak terkecuali Dokter sendiri.

MAAFKAN ANAK DIDIKMU, GURU

Naluriku berkata, sebenarnya tidak ada seorang dari anak didik yang mau melawan atau tidak hormat terhadap para guru. Terkadang, sikap-sikap pembangkangan muncul di sekolahan sebagai reaksi terhadap lingkungan yang tidak bersahabat dan tidak ramah. Lingkungan bisa bermakna kondisi keluarga dan masyarakat yang mengidolakan atau memainstreamkan sesuatu secara berlebihan serta memarginalkan sesuatu secara hitam putih.

Kondisi tersebut memaksa anak didik untuk bersikap aneh, membuat onar, membikin tawuran, dan melawan guru-gurunya. Kondisi keluarga dan masyarakat yang katakanlah sangat kaku telah membuat anak sekolahan tertekan dan stres. Untuk dapat keluar dari kondisi seperti itu, anak didik mencari kondisi yang tidak ketat untuk dapat bereaksi melawan kebiasaan yang sudah mentradisi. Lingkungan sekolah bisa jadi merupakan lingkungan tempat anak didik untuk berbuat sesukanya dengan cara melanggar aturan, tata tertib sekolah, seperti membolos, tidak masuk sekolah, dan atau kalaupun masuk sekolah pasti membuat gaduh serta menjahili kawan perempuannya.

PROFESI GURU BUKAN COBA-COBA

Setiap tanggal 25 Nopember 2013, guru di seluruh tanah air memperingati hari jadinya. Di hari jadinya, para pahlawan tanpa tanda jasa rutin mengadakan upacara apel bendera, sebagai bukti kesetiaannya kepada bangsa negaranya untuk mendidik putra putri bangsa. Peran dan fungsi guru sangat strategis dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa dan negara. Di tangan para guru inilah nasib anak bangsa dititipkan. Baik buruknya generasi bangsa bergantung kepada semangat dan kerja profesional para guru.

Setelah di undangkannya undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, maka guru menjadi profesi yang harus ditekuni dan berdasarkan suatu pilihan rasional, serta bukan menjadi pilihan pekerjaan coba-coba. Menjadi guru hakekatnya menjadikan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, inovatif dan berbudi baik. Kalau direnungkan, tanpak bahwa menjadi guru sangat berat karena guru harus menjadikan dirinya panutan atau mauizhotil hasanah bagi anak didik dan lingkungan sekolahnya. Dan tidak hanya itu, para guru juga harus terus meningkatkan profesionalitasnya sehingga kualitas tetap terjamin.

Sabtu, 23 November 2013

MASALAH DPT KEPENTINGAN BERSAMA

Komisi Pemilihan Umum (KPU) semakin pusing dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu 2014. Bagaimana tidak, belum selesai masalah pemilih yang tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pemilih ganda, kini sudah dihadapkan kembali dengan masalah baru yaitu DPT bermasalah versi Partai Politik. Dari data awal terdeteksi bahwa ada sekitar 10,7 juta pemilih bermasalah dan sekitar 3,4 juta pemilih ganda. Dari jumlah itu, kurang lebih ada sekitar 500 ribu pemilih bermasalah di NTB.

Menghadapi permasalahan DPT tersebut, sewajarnya KPU harus bekerja ekstra keras untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Alokasi waktu yang demikian sempit atau target waktu Tanggal 2 Desember 2013 DPT harus sudah selesai., terasa agak sulit. Mengapa? Karena kini muncul lagi permasalahan DPT yang diajukan oleh partai politik.

Kamis, 21 November 2013

PERILAKU POLITIK KODOK DONGKLANG

Di Tahun Politik semua bisa terjadi. Hitam bisa jadi putih; hijau bisa jadi abu-abu; coklat bisa jadi putih abu-abu, dan putih abu-abu bisa jadi tidak berwarna sama sekali. Begitu pula dengan perilaku politik yang dipamerkan oleh para politisi kita. Loncat dari satu partai lalu bergantung pada partai lain seakan sudah menjadi kebiasaan yang tidak jelas parameternya. Maksudnya kebiasaan pindah dari satu partai ke partai lain sudah jamak dilakukan oleh para politisi dengan tanpa ada sangsi apapun dari partai asalnya. Perilaku dan kebiasaan praktek politik seperti itu bukan menjadi dilema demokrasi yang dianggap serius untuk dicarikan solusinya.

Selasa, 19 November 2013

DUKUN POLITIK


Ini bukan persoalan, rasional atau tidak rasional, namun ini masalah yakin dan tidak yakin, ungkap Desembriar Rosyadi (guru spiritual politik). Bagi yang tidak yakin, tentu apa yang dikerjakan Desembriar Rosyadi dianggap tidak masuk akal dan irrasional. Kenyataannya, atas jasanya banyak yang sudah menjadi bupati, gubernur dan anggota DPR, dan bahkan presiden ungkap Desembriar.

Dunia spiritual memang dunia yang sulit ditebak, apalagi dikaitkan dengan klenik politik. Dunia ini memiliki proses, prosedur, tirakat dan laku yang sulit ditebak oleh akal sehat orang yang mengagungkan akal. Seorang rasionalis akan mengatakan bahwa dunia perdukunan merupakan dunia reka-reka untuk tidak mengatakan dunia permainan psikologis orang. Bagaimana mungkin seorang dukun politik mengklaim dirinyalah yang menjadikan seseorang bupati, gubernur, DPR dan bahkan presiden.

Tetapi itulah kenyataannya. Ini memang masalah keyakinan dan kalau tidak yakin, ya tidak usah datang kemari, kata Desembriar. Betul juga, hal ini memang masalah yakin dan tidak yakin. Nyatanya, di tahun politik ini semakin banyak saja orang yang mendatangi dukun politik. Entah, sekedar untuk minta dimandikan dengan air bunga setaman, meminta azimat, meminta cincin dan atau meminta ikat pinggang keberuntungan. Macam-macam saja permintaan orang untuk mencari keberuntungan politik.

Tirakat dukun politik hemat saya tidak usah didiskusikan atau diperdebatkan, biarkan saja mengalir sesuai dengan dunianya. Kalau mau dinilai maka nilailah dari perspektif dunia klenik pasti akan merasakan nadi kebenarannya. Kebenaran akan dapat ditemukan pada dunia yang berbeda. Maksudnya kebenaran ada pada banyak dunia yang berbeda-beda. Karena itu, dunia klenik memiliki kebenarannya sendiri yang sangat mungkin tidak benar dari pandangan dunia lain.

RUSUH DI POROS KONSTITUSI


Ternyata ditahannya Akil Muhtar (mantan ketua Mahkamah Konstitusi) mewariskan kejelekan dan prasangka buruk masyarakat terhadap eksistensi lembaga pengawal konstitusi. Masyarakat sudah hilang kepercayaan, tidak hanya terhadap lembaga tetapi juga terhadap seluruh hakimnya.

Tidak tanggung-tanggung ada masyarakat yang mengusulkan agar hakim MK yang masih tersisa diberhentikan lalu dipilih hakim yang baru. Hal ini, satu-satunya cara untuk memulihkan kepercayaan dan kewibawaan Mahkamah Konstitusi. Hakim-hakim konstitusi yang tersisa sudah tercemar dan kehilangan kewibawaannya. Salah satu buktinya kerusuhan yang terjadi di ruang sidang utama Mahkamah Konstusi ketika menyidangkan gugatan Pilkada Maluku.

PENCURI IKAN HIAS


Pencuri ikan hias? Satu pertanyaan yang aku jawab sendiri dan sekaligus menyaksikan sendiri si pencuri beraksi menguras habis ikan hias yang ada di kolam depan rumahku. Aku menonton mematung di balik korden jendela rumahku aksi si pencuri mengambil ikan hias kesayangan anakku. Saya tahu identitas si pemcuri dan selamanya tidak pernah akan hilang dari ingatanku. Sebab si pencuri adalah seorang yang selama ini aku curigai dan baru kali ini aku membuktikan bahwa dia memang pencuri.

ALAM MULAI MURKA

Dasar manusia. Keluh kesah seolah sudah menjadi bagian hidup manusia. Musim panas mengeluh kepanasan dan ketika musim penghujan datang manusia mengeluh kebanjiran. Apa maunya manusia, mau menyalahkan Tuhan atau galau tentang alam yang sudah tidak ramah lagi terhadap manusia.

Memang alam sudah mulai murka. Saat hujan turun mengguyur gumi gora beberapa waktu lalu, alam betul-betul murka. Di beberapa tempat di lombok hujan disertai angin kencang menumbangkan pepohonan di sepanjang jalan desa Bagus-Medas tumbang menghalangi jalan umum dan beberapa rumah juga gudang pertokoan terangkat atapnya lalu dihempaskan di tanah lapang. Ada apa dengan alam-ku, adakah alam sudah murka dengan ulah dan perilaku manusia? Apakah ini bentuk balasan alam terhadap manusia yang sudah tidak ramah terhadap alam? Entahlah.

Kejadian apapun yang mengitari manusia, pasti berkaitan dengan hukum kausalitas atau sunnatullah. Kemurkaan alam tidak berdiri sendiri tetapi ada keterkaitan dengan ulah dan perilaku manusia terhadap alam. Datangnya banjir bandang yang memporak porandakan perkampungan manusia akibat dari penggundulan hutan yang tidak terkontrol atau membabi buta. Panas bumi yang tinggi menjadi akibat lain dari perilaku tidak terkontrol terhadap alam.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan kemurkaan alam? Hemat saya, kita kembalikan saja kepada Tuhan segala urusan seraya memperbanyak istigfar atas segala kehilapan dan kesalahan manusia. Bertaubat menjadi kata kunci untuk membuat alam tidak semakin murka. Tuhan pasti akan menerima pertaubatan manusia selama manusia serius untuk bertaubat.

Bukti keseriusan taubat manusia dapat berupa kesediaan untuk mengganti pepohonan yang telah di tebangnya secara membabi buta. Kemudian manusia bisa merubah perilakunya seraya berdamai dan mengakrabi alam dengan penuh kecintaan. Semoga perubahan perilaku manusia terhadap alam dapat membuat alam lebih bersahabat dengan manusia kembali. Tumbangnya pohon di depan kampus menjadi cerita akhir kemurkaan alam. Semoga. Wallahul Muwafiq ila Darissalam

STAI Nurul Hakim, Kediri, 08112013.16.49

HIJRIAH TAHUN PERUBAHAN PERILAKU


Tahun baru identik dengan sesuatu hal serba baru. Baju baru, kain baru, kopiah baru, sarung baru, dan tentunya semangat baru. Hanya saja sesuatu yang baru selalu diidentikkan dengan hal-hal yang bersifat phisik atau material semata. Padahal dibalik yang bersifat materil tersimpan mutiara jiwa nan abadi yang akan mengantarkan insan bertemu Sang Penguasa Abadi Allah Swt.

Menjelang tahun baru Hijriah memang tidak tampak aktivitas berlebihan ummat Islam menyambut tahun baru 1435 H. Tentu hal ini berbeda, ketika kita menyambut pergantian tahun baru Masehi. Manusia seantero dunia seakan leyap dalam kegemerlapan dan kesukacitaan nafsu duniawi. Segala bentuk hiburan ditampilkan dan disuguhkan untuk manusia penikmat kehidupan duniawi. Manusia larut dalam kegembiraan seraya berhayal tentang kehidupan esok hari akan lebih baik dari hidup di tahun yang baru saja berlalu.

Jumat, 18 Oktober 2013

KESETIAAN SEORANG ISTRI

Siang ini saya sedang berada di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta. Sy sedang menunggu jadwal keberangkatan menuju Lombok via Surabaya. Sambil menunggu jadwal keberangkatan saya berbincang-bincang dengan seseorang dari Pontianak. Secara kebetulan orang itu adalah pebisnis yang punya usaha di sana. Saat perbincangan berlangsung, tiba-tiba datang seorang ibu menyela perbincangan kami yang meminta tempat duduk salah seorang dari kami untuk suaminya. Si suami tanpa basa basi duduk di kursi yang kami tinggalkan, sementara si istri berdiri mematung sambil memandang suaminya dengan setia.

Melihat kondisi dan suasana seperti itu, saya pun berdiri lalu mempersilahkan si perempuan paruh baya untuk duduk di dekat suaminya. Tanpak raut wajah si perempuan berseri-seri dipersilahkan duduk. Hal itu terlihat dari caranya melihat kami ketika mempersilahkannya duduk, hanya ucapan terima kasihnya tidak terucap namun tersirat dari gerak tubuhnya. Kami hanya bisa mencuri pandang betapa pasangan suami paruh istri paruh baya itu terlihat tenang seolah tiada beban terpancar dari raut wajahnya.

Jumat, 11 Oktober 2013

MAHABBAH CINTA DI BULAN RAMADHAN


Suatu sore yang cerah, saya sengaja menemui Almukaram TGH. Turmudzi Badruddin seorang Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naksabamdiyah wa Kholwatiyah di tempat i'tikapnya. Masjid Baiturrahman desa Bagu menjadi tempat l'tkap setiap tahunnya. Kebiasaan i'tikap sejak muda menjadi tradisi yang sampai saat ini masih dilakukannya. Memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan setiap tahunnya menjadi waktu untuk melakukan i'tikap. Semua kegiatan rutin yang dilakukannya selama ini, seperti majlis taklim, mengkaji tafsir, hadits dan Tasauf dilakukannya di tempat i'tikap.

Pertemuan dengan Mursyid Tarekat banyak memberikan pengajaran kepada saya tentang makna puasa Ramadhan. Puasa membawa soimin untuk berdekat-dekat dengan Tuhannya. Puasa juga telah mampu membuka pintu langit untuk menggapai wajah indah kekal Tuhan. Dan puasa disediakan Tuhan sebagai media untuk lebih dekat dengan-Nya. Hadits Riwayat Ibn Huzaimah menjelaskan bahwa " Semua amal anak cucu Adam adalah haknya kecuali puasa. Puasa adalah hak-Ku. Aku sendiri yang akan menggajinya. Dia meninggalkan makanan semata-mata karena Aku. Dia meninggalkan minumannya semata-mata karena Aku. Dia meninggalkan minumannya semata-mata karena Aku. Dan dia meninggalkan istrinya juga semata-mata karena Aku". Karena itu, kesimpulan yang dapat diambil bahwa dengan puasa kita dapat membuka pintu langit untuk berdekat-dekat dengan Tuhan.

PERAHU AZAN

Rakyat Lombok Barat sudah menentukan dan memilih pemimpinnya untuk lima tahun ke depan. Senen, 23 September 2013 menjadi bukti sejarah pilkada Lobar bahwa pasangan Dr Zaini Aroni dan Faozan Halid (AZAN) telah dipilih oleh rakyat untuk menahodai perahu AZAN. Hasil hitung cepat atau quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI) telah merilis bahwa 62,66% rakyat Lobar telah jatuh hati dengan memilih pasangan AZAN.

Nah, ketika hampir separuh lebih (62,66%) rakyat Lobar telah menaiki perahu AZAN sudah pasti mereka akan mrasa nyaman, tentram dan sejahtera berada di atasnya sebab mereka sedari awal yakin bahwa mereka tidak akan dikecewakan saat berada di perahu AZAN.

NARA PIDANA VS NARA PIDANA

Untuk kesekian kalinya, nara pidana membikin masalah di dalam penjara. Permasalahan yang muncul pelbagai bentuknya, mulai dari membuat rusuh, perkelahian antar napi, nyabu, mempruduksi pil ekstasi sampai menolak kehadiran aparat guna tes urin terhadap para napi sebagaimana terjadi di Sintang Kalimantan Barat.

Pertanyaan yang dapat dimunculkan atas pelbagai perilaku para napi tersebut adalah ada apa dengan kehidupan para napi di dalam penjara? Adakah mereka sudah bosan dengan kehidupan sumpek nan pengap dalam penjara? Atau mereka sudah muak dengan ketidakadilan yang mereka alami selama dalam tahanan? Dan mungkinkah suatu sensasi yang terpaksa dilakukannya guna menuntut perbaikan di rumah tahanan?

DARI PERNIKAHAN DINI, NIKAH SIRRI DAN JANDA MUDA

Selintas tidak terlalu jelas terlihat benang merah antara tiga istilah nikah dini, nikah sirri dan janda muda. Namun sebenarnya ketiga istilah tersebut saling berkelindan dan menjadi sebab-akibat dilihat dari perspektif hukum causalitas.

Anak-anak muda Sasak menampakkan fenomena perilaku yang berbeda dengan generasi sebelumnya, terutama dalam hal pernikahan dini, nikah sirri dan berakibat pada menjamurnya perceraian dini yang menghasilkan janda berusia dini.

Walaupun belum ada hasil penelitian yang memberikan data empiris, kenyataannya saya dan mungkin yang lainnya banyak menemukan fakta empiris bahwa baru beberapa tahun saja tamat Sekolah Dasar dan atau bahkan belum tamat Sekolah Dasar sudah melangsungkan pernikahan. Inilah fakta dari perilaku anak-anak muda Sasak dalam menyikapi makna pernikahan.

Jumat, 13 September 2013

MEMBANGUN CITRA POLITIK MINUS ETIKA


Sebagai warga negara, saya sangat kaget dengan terobosan yang dilakukan oleh SBY selaku ketua Demokrat yang mengundang para tokoh lintas partai untuk mengikuti konvensi capres partai Demokrat. Perilaku SBY itu terkesan tidak menghargai eksistensi partai lain dan bahkan lebih jauh dianggap tindakannya itu di luar kepatutan beretika politik.

Apa sih susahnya meminta ijin kepada partai politik sebelum mengundang kader partai lain untuk ikut konvensi. Atau tindakannya itu sebagai pembuktian bahwa SBY memang sedang galau memikirkan para kadernya yang kurang bisa bersaing untuk berebut kursi keprsidenan pasca dirinya. Atau dengan kata lain, kader partai demokrat tidak ada yang patut untuk menggantikan dirinya menjadi presiden dan kalah populer dengan tokoh partai lain sehingga melakukan tindakan di luar kepatutan etika politik.

Jumat, 16 Agustus 2013

MEMBUKA PINTU LANGIT

Suatu sore yang cerah, saya sengaja menemui Almukaram TGH. Turmudzi Badruddin seorang Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naksabamdiyah wa Kholwatiyah di tempat i'tikapnya. Masjid Baiturrahman desa Bagu menjadi tempat l'tkap setiap tahunnya. Kebiasaan i'tikap sejak muda menjadi tradisi yang sampai saat ini masih dilakukannya. Memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan setiap tahunnya menjadi waktu untuk melakukan i'tikap. Semua kegiatan rutin yang dilakukannya selama ini, seperti majlis taklim, mengkaji tafsir, hadits dan Tasauf dilakukannya di tempat i'tikap. 

SURAT CINTA DARI TUHAN

Sekitar pukul 2.00 Wita. Dini hari, saya masih mendengar orang membaca alqur'an. Saya tidak mengetahui sumber suara itu, namun yang jelas bahwa suaranya sangat merdu dan dibaca dengan makhraj yang sangat fasih. Dalam hatiku, saya bergumam bahwa alangkah cintanya orang yang membaca alqur'an itu kepada Tuhannya. Membaca alqur'an sama saja dengan membaca surat cinta dari kekasihnya. Diturunkannya alqur'an kepada manusia melalui Rasulullah Muhammad Saw merupakan bentuk kecintaan dan kasih sayang Tuhan kepada ummat manusia khususnya ummat Islam.

Suara itu, terus saja terdengar merasuk ke dalam fikiran dan kalbuku. Tanpa sadar pandanganku tertuju ke dinding tempat jam tembok tergantung. Ternyata jarum jam sudah berada di angka 3.10 Wita dini hari. Artinya saya sudah duduk mendengarkan lantunan ayat suci alqur'an sekitar satu jam lebih. Hanya, saya mendengarkan suara lantunan itu bersifat monoton dan kemungkinan dibaca oleh seseorang yang sangat mencintai Tuhannya. Dia terus saja membaca tanpa digantikan orang lain, sehingga semakin kuat dugaanku bahwa memang hanya seseorang yang masih belum tertidur. Sementara yang lainnya tertidur pulas dengan tanpa merasa terganggu oleh lantunan bacaan ayat-ayat suci alqur'an di sebelahnya.

Senin, 22 Juli 2013

KEGERSANGAN SPIRITUALITAS SOSIAL

Diam-diam Waq Bongoh terus melakukan pengamatan terhadap kegemaran orang yang pergi umrah atau haji kecil. Ia sangat heran terhadap seringnya orang pergi umrah di tengah berdesak-desakannya masyarakat yang mengantri mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Para pengantri adalah mereka yang miskin akibat kenaikan harga BBM atau dicabutnya subsidi minyak oleh pemerintah. Di beberapa kecamatan terlihat antrian sangat panjang dan waktu yang sangat lama untuk sampai kepada nomor antriannya. Namun, mereka tetap sabar demi untuk mendapatkan bantuan, sementara masyarakat yang lain pergi bertamasya spiritual dengan biaya yang sangat mahal. Kondisi inilah yang diherankan oleh Waq Bongoh.

HIJAB ANTARA FASHION DAN TEOLOGIS

Terkadang, kita sering terkesima dengan perubahan penampilan para artis yang bersifat dadakan. Perubahan fashion yang dikenakan berubah sangat drastis dari pakaian sexy ke pakaian muslimah; dari yang tidak berhijab berubah mengenakan hijab. Tentu perubahan itu sangat positif dilihat dari aspek sosiologis karena manusia tidak ada yang statis. Peruban tren fashion dari kalangan artis itu bisa menjadi barometer para hijaber di Indonesia, misalnya hijab yang dikenakan artis Syahrini dan Fatin Sidqia. Dari keterangan yang disampaikan para pedagang busana muslimah, terungkap bahwa model hijab kedua artis itu banyak dicari kaum hawa, termasuk di Gumi Gora.

CREDIT CARD BAGIAN DARI GAYA HIDUP MODERN

Obrolan santai dengan akademisi di STAI Nurul Hakim tentang berhutang sebagai bagian dari gaya hidup modern. Berawal dari cerita salah seorang dosen yang ingin membeli cash sepada motor tetapi sales menyarankan untuk kredit lebih gampang dan akan mendapatkan cash back dengan nilai uang tertentu. Si dosen tidak mengiyakan saran si sales, pokoknya saya ingin beli sepeda motor dengan cash kata si dosen dengan membatin. Sambil basa basi, si dosen keluar dan akan kembali lain waktu. Kemudian si dosen mencari dealer motor yang lain, tapi sarannya sama dengan yang disarankan oleh sales yang pertama. Apa yang mau disampaikan dari cerita itu? Ternyata kita dipaksa untuk berhutang untuk memiliki barang yang diinginkan. Berhutang dengan demikian sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern.

UMUR PENDEK TETAPI BERKAH

Salah satu kelebihan nabi Nuh As dan kaumnya yakni dikarunia umur yang panjang sehingga mencapai 1000 tahun. Sementara nabi Muhammad Saw dikarunia umur 60 sampai 70-tahun (mungkin ada yang lebih). Panjang pendeknya umur manusia terbaik yakni yang membawa berkah atau manfaat bagi orang lain.

Alkisah, pada zaman nabi Nuh As, ada seorang ibu yang nangis sesenggukan karena anaknya meninggal dunia pada umur 70-an tahun. Kasihan anakku, kasihan anakku, masih kecil sudah meninggal dunia. Kemudian nabi Nuh As lewat yang mendapati si ibu yang masih menangis sesenggukan. Lalu nabi Nuh As. Bertanya, apa gerangan yang membuat ibu menangis? Tanya nabi. Ibu menjawab, wahai nabi Allah Nuh, bagaimana saya tidak menangis, kasihan anak saya, masih kecil sudah meninggal dunia. Ketahuilah wahai ibu, bahwasanya kelak akan datang suatu kaum yang umurnya berkisar 60 sampai 70-an tahun, karenanya jangan terlalu bersedih. Kemudian si ibu menjawab, seandainya pada zaman itu, saya diberikan kesempatan untuk hidup, niscaya saya akan memanfaatkan umurku hanya untuk mengabdi dan beribadah kepada Tuhan.

PUASA DAN KERJA SUKSES

Beberapa kepala daerah sudah menyepakati bahwa selama bulan Ramadhan jam masuk kerja untuk PNS diundur menjadi jam 08.00 wita yang semula jam 07.00 wita. Ini sebagai bentuk kebijakan dan penghormatan bagi ummat Islam. Namun, kebijakan itu masih juga dilanggar yang membuat beberapa kepala daerah akan memberikan sanksi bagi pegawai yang masih masuk tidak tepat waktu di hari kedua. Puasa seharusnya membuat ummat lebih berdisiplin dan menghargai waktu sebab itulah salah satu fungsi dari pelaksanaan ibadah puasa. Bukannya malah terus memaksa untuk diberikan kebijakan dan toleransi untuk menjadikan kita malas dan melanggar kedisiplinan kerja. Kesadaran diri bahwa kita lagi berpuasa memiliki nilai tinggi bila dibandingkan dengan memaksa orang untuk memahami bahwa kita sedang berpuasa. Kedisiplinan kerja di bulan Ramadhan setiap tahunnya selalu muncul menjadi permasalahan rutin. Rasanya, kita sedikit agak risih bila dikritik tentang puasa tidak memberikan efek positif bagi kedisiplinan dan kerja sukses bagi orang yang yang berpuasa. Apa kita mau marah dengan kritikan itu atau malah menerima kritikan itu dengan ihlas sambil menyadari bahwa puasa akan membuat kita lebih disiplin dan menghargai waktu kerja dalam kerangka ibadah.

RAMADHAN BULAN AL-QU'AN

Pukul dua dini hari, saya terbangun dari tidur pendek sebab baru bisa tertidur sekitar pukul 00.30 wita. Saya bangkit lalu mencoba ke luar dan duduk di teras rumah. Dari suara loudspeaker, saya mendengar sayup-sayup orang yang melantunkan ayat-ayat suci alqur'an. Suara itu datang dan pergi karena tertiup angin dini hari yang terasa berbeda dengan biasanya. Hawa pagi ini terasa agak dingin tetapi tidak sampai merasuk ke tulang sum-sum. Apa mereka tidak tidur, tanyaku dalam hati. Pasti tidak tidur lah, menjawab pertanyaan yang ku tanyakan sendiri. Buktinya, masih jelas terdengar suara orang mengaji. Karena itu bulan Ramadhan layak disebut sebagai bulan alqur'an. Mungkin sebutan ini tidak salah sebab faktanya seusai shalat tarawih ummat Islam berkumpul untuk tadarrusan membaca alqur'an sampai dini hari dan bahkan sampai menjelang makan sahur.

AKHIRNYA PENENTUAN AWAL RAMADHAN BERBEDA LAGI

Aku mencoba belajar meyakini tentang hadits Rasulullah Saw bahwa "Perbedaan itu rahmat" dan pada saat yang sama aku juga meyakini bahwa "Persamaan itu indah dan rahmat". Sebagai ummat Muhammad Saw, tentu kita tidak dipaksa apalagi terpaksa untuk mencoba berpegang teguh pada makna hadits tersebut karena kita ingin tetap berbeda dengan yang lain. Bila ini yang terjadi sungguh akan membuat ummat ini menjadi linglung dan bingung. Sebenarnya ummat ini merindukan persamaan atau kalimatun sawa dalam menentukan awal Ramadhan dan 1Syawwal sebagai hari kemenangan.

Rabu, 03 Juli 2013

BLACK HOLE AND LOCAL WISDOM

Pernah kah kita membayangkan sudah berapa banyak lubang yang telah dibikin masyarakat Sekotong, Kabupaten Lombok Barat setelah ekplorasi emas dibuka. Bagi pecinta alam atau siapapun yang menyukai menyusuri pegunungan (terutama di Sekotong) harus berhati-hati karena sudah ratusan lubang yang ada di gundukan tanah itu. Keberadaan lubang di daerah pegunungan itu mungkin berkah bagi penggali emas dalam jangka pendek dan malapetaka bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pegunungan untuk jangka waktu yang lama. Gunung yang berlubang itu, tentu setiap saat akan mengancam keselamatan dan kenyamanan masyarakat sekitar akan kumungkinan datangnya pelbagai macam bencana, seperti banjir bandang, erosi, dan ambruknya gundukan tanah. Menurut para tetua adat yang ada di daerah itu bahwa keberadaan gundukan tanah itu sebagai penguat atau pasak bumi terjaganya ekosistim di planet ini.

POLITIK MINUS FITNAH

Politik adalah seni kata Aris Toteles (1879). Seni untuk memperoleh dan mengalahkan orang lain, termasuk mengakali, membohongi dan memfitnah orang lain. Dalam dunia politik kesemua tersebut di atas dengan segala konotasinya menjadi sangat biasa untuk tidak mengatakan membudaya. Memfitnah atau negatif campign kalau diibaratkan sayuran, pasti sayuran yang mendorong kita untuk membuat makan menjadi lebih lahap dan banyak untuk kemudian dengan energi berlebih dapat menghantam lawan hingga terkapar tanpa daya. Negatif campaign dan memfitnah lawan politik menjelang perhelatan demokrasi seperti Pilkada, pemilihan umum legislatif dan pemilu presiden menjadi senjata pamungkas untuk mengalahkan lawan politiknya. Senjata fitnah bisa dilakukan oleh politisi dari partai manapun untuk memenangkan suatu pertarungan politik. Toh tidak melanggar aturan manapun selama tidak terbukti.

REPRODUKSI KORUPSI


Mantan Presiden Soekarno pernah berkata, "Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia". Keyakinan Soekarno akan potensi, semangat dan kemampuan pemuda dalam perjuangan bangsa tidak diragukannya. Muda dan pintar merupakan kombinasi yang positif karena energi mereka bisa mengubah apa saja menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sejarah sudah membuktikan hal itu. Kepeloporan pemuda dalam perjuangan memerdekakan negara ini memang dipelopori kaum muda terdidik.

Sayangnya, masa sekarang ini, kombinasi ini justru menciptakan malapetaka dan merusak eksistensi kepeloporan pemuda yang telah tercatat dalam lembaran sejarah bangsa. Kaum muda seakan tidak mampu melanjutkan estapet kepeloporan dan semangat kaum muda yang gagah perkasa untuk menanam bibit kebaikan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

EKSTRAORDINARY MAN


Albert Einstein menyatakan bahwa semua yang kita lihat dan rasakan adalah ilusi bukan realita. Realita adalah ilusi yang gigih. Kita semua tahu bahwa manusia tidak bisa terbang. Manusia terbang adalah ilusi dalam dongeng. Namun karena kegigihan dua orang yakni Orville Wright dan Wilbur Wright maka manusia terbang menjadi realita.

Tentu kita patut berterima kasih kepada Orville dan Wilbur Wright atas usahanya yang gigih bisa mengubah sesuatu yang ilusi menjadi realita. Kini manusia bisa terbang kemanapun yang dikehendaki dengan mengunakan pesawat terbang dalam waktu singkat dan bahkan atas kemajuan sain dan teknologi manusia bisa menjelajah ke planet lain, seperti bulan.

KESADARAN POLITIK MUKA DUA


Kesadaran politik adalah kesadaran yang diperoleh seseorang politisi dalam rentang waktu tertentu melampaui kedudukannya menuju kesejahteraan bersama. Kesadaran ini tidak jauh berbeda dengan tujuan didirikannya suatu negara, kata Aris Toteles seorang filosof politik berkebangsaan Yunani. Suatu kesadaran untuk selalu memberi tanpa pernah meminta. Bagaikan kesadaran burung untuk memaknai angkasa kosong sebagai tujuan akhir dari kebebasan yang didambakannya, meski sayap-sayapnya telah patah dan tubuhnya terbanting menjadi bangkai di muka bumi, ungkap Agus Sunyoto dalam novel Suluk Walang Sungsang (konflik dan penyimpangan ajaran Syekh Siti Jenar).

PUASA NISFU SAKBAN


Senen dini hari (24.6.2013), saya terbangun oleh nada dering sms handphone. Kemudian, saya membuka inbok sms yang dikirim oleh sahabat Zamroni yang tak lain adalah ketua Pemuda Anshor kabupaten Lombok Barat. Isi smsnya mengingatkan saya bahwa hari ini adalah hari nispu syakban yang mana kita disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah.

Aku terdiam sejenak seraya membatin bahwa dalam 15 hari ke depan kita ummat Islam akan menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Suatu bulan yang di dalamnya terkandung rahmat, berkah dan pengampunan dari Allah Azza Wajalla. Tak terlalu lama, aku membangunkan istri tercinta kemudian mengambil air wudhu untuk melaksanakan qiyamul lail atau shalat sunnah malam.

Jumat, 21 Juni 2013

MENGKONSTRUKSI PROGRAM APENO

Walaupun belum dilantik, masyarakat sudah mengetahui bahwa TGB Amin adalah gubernur dan wakil gubernur NTB dalam masa jabatan lima tahun ke depan. banyak pekerjaan rumah dan janji-janji politik yang wajib dikerjakannya di periode keduanya. Saya berkeyakinan bahwa janji-janji politik itu sudah dicatat oleh 44 persen masyarakat yang memilih pasangan ini. Selebihnya adalah masyarakat yang akan memantau dan mengkritisi kinerja kepemimpinan dynasti TGB Amin.

Lima tahun menjadi pemimpin, bukan waktu yang lama. Karena itu, tidak ada salahnya kalau dynasti TGB Amin disarankan untuk lebih fokus pada memperbaiki kondisi masyarakat Bumi Gora. Kondisi yang saya maksudkan adalah perilaku masyarakat yang kawin-cerai. Perilaku kawin cerai (terutama pernikahan sirri atau nikah yang tidak dicatatkan secara sah) semakin meningkat.

Senin, 17 Juni 2013

TERSERAH TUHAN SAJA


Beberapa orang heran atau bahkan mengeluh terhadap kondisi cuaca yang cepat sekali berubah. Setidaknya itu yang saya alami ketika perjalanan menggunakan jasa angkutan Lion Air dari Bandara internasional Ngurai Rai Bali menuju Kota Bandung. Cuaca sepanjang perjalanan sangat baik, cerah dan pesawat yang kami tumpangi tidak mengalami guncangan. Terasa nyaman berada dalam pesawat dan sempat tertidur pula.

Selama satu jam dan 10 menit penerbangan si pramugari cantik menginformasikan bahwa pesawat akan segera landing di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Kami pun mulai mengencangkan ikat pinggang dan merasakan pesawat bergoyang karena menembus awan hitam. Kondisi yang biasa ketika semua pesawat akan landing.

SYURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU

Saat tiba di Bandar Internasional Ngurah Rai Bali, saya melihat ibu-ibu yang lalu lalang sambil menggendong bayinya yang masih belum bisa jalan. Sementara di saat yang sama, tampak pula para ibu yang menggandeng dan menuntun anaknya sambil berlari-lari kecil. Sang ibu tampak kerepotan menuntun anaknya yang lagi nakal-nakalnya berlari ke sana kemari mengikuti gerak langkah si anak yang tidak jelas arah tujuannya. Si anak tidak peduli akan nasib ibunya yang terengah-engah nafasnya kelelahan.

Si ibu walau tampak lelah mengikuti langkah kaki sang buah hati, namun ia tetap saja sabar sambil terus menguatkan diri dan mungkin menggunakan tenaga cadangannya. Itulah kelebihan yang diberikan Tuhan kepada kaum hawa dalam melindungi keselamatan buah hatinya. Sehingga dalam konteks ini wajar kalau Tuhan memuliakan dan mendudukan para ibu di aras yang lebih istimewa dibandingkan dengan sang ayah.

Minggu, 16 Juni 2013

MAAFKAN, KAMI TELAH KHILAF TUHAN

Seharusnya, itulah kalimat penyesalan yang harus terucapkan oleh para orang tua yang anak-anaknya menjadi pelaku dan atau kurban kekerasan. Ya, kami telah khilaf dalam memberikan pendidikan dan pengajaran terbaik bagi mereka. Kami benar-benar telah alpa Tuhan untuk hadir memberikan pengarahan terhadap anak-anak kami. Apapun yang mereka perbuat pasti ada sebab dan akibatnya, itulah hukum kausalitas yang telah ditetapkan Tuhan.

Siapapun pasti akan mengakui bahwa tindakan kekerasan semakin meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitasnya, terutama kekerasan terhadap anak-anak dan wanita. Dari data sepanjang tahun 2010 sampai 2013 tampak grafik kekerasan terus meningkat terhadap anak-anak dan wanita. Pada tahun 2010 terdapat 42 kasus kekerasan disertai pemerkosaan. Berlanjut di tahun 2011 meningkat menjadi 52 kasus. Lalu pada tahun 2012 meningkat menjadi 63 kasus dan pada tahun 2013 melonjak tajam menjadi 132 kasus kekerasan. Belum lagi kasus-kasus yang berkaitan dengan tawuran dan kekerasan di dunia pendidikan.

MENGAKIHIRI TRADISI BERCERAI

Ahad sore (9/6/2013) saya menghadiri acara pernikahan kerabat di Lingsar. Banyak keluarga, kerabat, sahabat dan tamu undangan yang menghadirinya. Tampak senyum bahagia terpancar dari bibir kedua mempelai dan begitu juga dengan kedua orang tuanya. Sore itu tidak terlihat satupun diantara para tamu undangan yang terlihat sedih, semuanya mendoakan kehidupan keluarga yang harmonis bagi kedua mempelai.

Nesehat perkawinan pun bekisar tentang bagaimana membina suatu kehidupan yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Materi nasehat perkawinan masih sangat normatif dan jarang sekali menyinggung tentang anomali dalam suatu perkawinan. Maksudnya tidak pernah menyampaikan tentang akibat buruk dari suatu perceraian. Sebagai suatu nasehat tentu boleh saja menyampaikan anomali dalam suatu bahtera kehidupan rumah tangga agar tidak ditiru oleh keluarga yang baru terbentuk.

ORANG MISKIN MALAS SEKOLAH

Ahad pagi yang dingin, saya menyusuri pematang persawahan untuk menemui sahabat yang sedang sakit. Cuaca pagi tampak sedikit mendung, gerimis tipis yang membuat suasana pagi lebih fresh. Suasana ini boleh dibilang khas daerah pertanian. Perjalanan menemui sahabat ini memang sudah lama dihajatkan namun baru kesampaian. Tentu suasana seperti ini tidaklah asing bagi saya yang terlahir dari keluarga petani.

Saya datang ke perkampungan itu untuk menjenguk sahabat saya yang telah lama sakit. Rasa haru dan bahagia tampak dari keluarga sahabat ketika saya datang. Perasaan itu tidak dibuat-buat dan perasaan saya pun sangat prihatin melihat kondisi sahabat yang sakit. Namun, saya sangat bahagia ketika menatap sahabat saya yang telah lama sakit yang tidak menampakkan kedukaan apalagi mengeluh dengan kondisinya. Senyum merekah tampak dari bibirnya yang sedikit dipaksakannya tetapi hal itu membuat saya juga ikut tersenyum bahagia dan tanpa terasa air mata saya bercucuran. Entah apa yang membuat saya seperti itu dan seketika saya teringat akan kakak, adik dan anak saya yang meninggal di depan mata saya. Mungkin hal ini penyebabnya, tetapi entahlah...inilah suatu kisah dari perjalanan hidup seorang anak manusia.

MENJUNJUNG SEKALIGUS MENGHEMPASKAN RAKYAT

Pada setiap akhir jabatan seorang pemimpin, terkadang perilakunya bisa berubah seribu persen dari biasanya. Mereka bisa merubah perangainya dari yang biasa menjadi luar biasa; tidak perhatian menjadi sangat peduli; tidak dermawan menjadi sangat dermawan; tidak santun menjadi sangat santun sebagaimana layaknya Ratu Adil yang dinantikan kehadirannya. Sebaiknya makna Ratu Adil dalam politik tidak perlu diperdebatkan, tetapi Ratu Adil dalam konteks politik lebih dimaknai sebagai pemimpin yang peduli, empati dan menyayangi rakyatnya.

Kamis, 06 Juni 2013

BUMI PATUT PATUH PATCU MEMILIH PEMIMPIN

Jika tidak ada kejadian yang luar biasa, maka 23 September 2013 mendatang rakyat Bumi Patut Patcu akan memilih pemimpin yang baru. Siapa yang akan terpilih, rasanya terlalu prematur untuk menentukannya sekarang. Namun, siapapun yang akan terpilih diantara para pasangan calon bupati, pasti itulah yang terbaik dan menjadi amir di kabupaten Lombok Barat.

Dari cerita mulut ke mulut di masyarakat terdapat banyak calon bupati yang akan mencoba peruntungannya untuk menjadi pemimpin di Lombok Barat, entah itu calon dari Lombok Barat sendiri maupun luar bumi Patut Patuh Patcu. Memang sih, tidak ada orang yang melarang atau tepatnya aturan yang melarang bahwa orang pendatang menjadi calon pemimpin di daerah manapun di Indonesia. Misalnya Joko Widodo menjadi gubernur di Jakarta dan juga dengan wakilnya. Terkesan lucu saja, kata Fahlevi adik kelas saya di Pesantren Nurul Hakim. Masak menjadi calon pemkmpin tetapi tidak mempunyai hak memilih dan di sinilah ruang kosong hukum itu untuk mengaturnya.

BERSAHABAT DENGAN WAKTU

Jakarta tidak pernah tidur. Siang malam tampak warga Jakarta lalu lalang memenuhi jalanan. Semakin malam jalanan semakin sesak dipenuhi oleh kendaraan dengan beraneka jenisnya. Entah apa yang mau mereka cari, hanya mereka yang mengetahuinya. Dua puluh empat jam waktu yang tersedia seolah tidak cukup baginya.

Malam, ketika saya menulis tulisan ini, saya berada di lantai tiga Hotel Rota di jalan Wahid Hasyim Jakarta. Sungguh pemandangan yang tidak bisa disaksikan ketika berada di daerah dan wajar karena Jakarta menjadi pusat ibu kota negara Indonesia. Namun apa yang mereka cari? Tidak cukupkah waktu yang disediakan Tuhan selama 12 jam untuk bekerja dan 12 jam berikutnya untuk beristirahat serta bercengkrama dengan keluarga tercintanya.

Selasa, 28 Mei 2013

DINASTY DEMOKRASI


Merupakan suatu akibat dari pelaksanaan sistem demokrasi yang kian kabur atau kalau tidak mau dikatakan kebablasan. Demokrasi telah disalah tafsirkan menjadi semua boleh tanpa mempertimbangkan asas kepatutan dan kesempatan rakyat untuk berkompetisi dengan fair. Dalam proses pencalegan dan atau menjadi pemimpin apapun di negeri ini tampaknya kemaslahatan keluarga, perkawanan dan keormasan menjadi dominan dalam penentuan caleg. Memang semua boleh dan selama belum ada aturan mengapa harus pusing, kata salah satu politisi.

Jumat, 17 Mei 2013

BUNGALON POLITIK

Siapa yang tidak mengetahui sifat dan watak alamiah dari binatang yang satu ini. Kelebihan binatang ini dapat menyesuaikan atau tepatnya dapat melebur dengan benda yang di dekapnya, kecuali dirinya sendiri. Ketika ia menempel di pohon mahoni seketika warna tubuhnya menyatu dengan mahoni. Ketika bersandar pada pohon anau maka seluruh tubuhnya berubah menjadi hitam pekat. Dan ketika menempel pada pohon kamboja maka serta merta tubuhnya berubah putih kehijauan layaknya pohon kamboja.

SAATNYA RAKYAT BERUBAH

Desas desus, cerita dari mulut kemulut dan penampakan yang nyata diperlihatkan oleh oknum parpol pengusung cagub NTB tentang pembagian sembako dan kerudung atau muknah. Cerita itu beredar di tengah masyarakat, terutama dalam kelompok majlis taklim di beberapa tempat di Narmada. Berita ini saya dapatkan dari seorang ustadz dan SMS yang masuk ke handphone sekitar jam 10.00 wita.

BERPOLITIK DENGAN CEMBURU

Calon anggota legislatif ternyata mempunyai banyak peminat. Di suatu desa sekitar kecamatan Narmada terdapat tidak kurang dari 15 calon anggota legislatif. Masyarakat di desa itu sampai terheran-terheran karena baru kali ini muncul caleg sampai belasan. Apa yang melatari mereka ingin menjadi caleg? Apa karena dorongan kesadaran politik ataukah karena kecemburuan menjadi anggota DPR itu menjanjikan? Jika keinginannya menjadi caleg semata-mata karena mencari pekerjaan, maka sungguh kita sebagai rakyat tidak akan pernah bisa berharap banyak untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat? Atau sungguh karena kecemburuan semata-mata?

Jumat, 03 Mei 2013

SERANGAN FAJAR SAMA DENGAN MONEY POLITIK


Dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, serangan fajar diartikan sebagai serangan mendadak dan tiba-tiba kejantung pertahanan lawan yang sedang terlelap dan terbuai mimpi. Serangan fajar  kala itu cukup jitu untuk memporak porandakan kekuatan musuh (kolonialisme Belanda dan Jepang). Sebagai siasat perang melawan kolonialisme maka serangan fajar sah-sah saja dilakukan demi tercapainya suatu kebebasan anak bangsa. Tidak ada yang haram dalam peperangan yang penting negerinya segera terbebas dari keserakahan colonialism.

Selasa, 30 April 2013

MAN RABBUKA? POLITIK, ROBBI

Kamu arak-arak bae Wak Camet, kritik Wak Emet kepada sahabatnya di sebuah rumah kontrakan di bilangan desa Bagu, Lombok Tengah.. Maksudnya apa kok melibatkan Tuhan segala, dalam urusan politik. Tidak hanya terlibat Emet tapi posisi Tuhan sudah tergantikan dengan new God yakni politik. Apa bisa begitu? Tanya Wak Emet. Kenapa tidak. Faktanya demi tahta dan kekuasaan para kontestan politik dapat melakukan apapun asal bisa memenangkan pertarungan dan membuat lawan terkapar tanpa daya. Walaupun dengan black campaign. Perkara kecil itu sobat wong mengadu masyarakat saja tidak jadi masalah.

POLITIK BISING

Malam ini, saya sengaja duduk di halaman rumah sambil menatap bintang gemintang di langit yang hitam pekat. Saya menatap langit yang tampak hanya kegelapan dan satu dua bintang dengan sinarnya yang redup. Saya tidak yakin kalau redupnya sinar bintang itu akibat dari keletihan menatap politik bising yang dipertontonkan oleh para kandidat kepala daerah di Gumi Patuh Karya Lombok Timur.

HAUL DALAILUL KHAIRAT


Pagi ini, dusun Mesaleng desa Bagu tampak berbeda. Sepanjang jalan terlihat hiasan penjor, bendera NU, hiasan kertas lilin dan spanduk. Sekilas terlihat seperti akan ada upacara hajatan keluarga atau perlombaan dalam rangka menyambut suatu even nasional. Setidaknya itu pertanyaan keheranan masyarakat yang sempat melewati jalan raya Bagu menuju Menemeng ataupun Praya. Namun, keheranan masyarakat terjawab bahwa memang pagi ini akan diadakan upacara haul dalailul khairat.ini acara tahunan jamaah Dalailul Khairat di bawah asuhan Mursyid Syekh TGH. Turmudzi Badaruddin.

MENGEJAR MIMPI

Berbagai cara orang untuk mengejar mimpinya. Apakah dengan cara yang sah atau halal, haram dan cara abu-abu. Sepertinya sudah bercampur menjadi ala es buah di pasar Narmada. Es campur rasanya sangar fresh apalagi diminum di siang hari di tengah terik matahari.

Minggu, 21 April 2013

KENIKMATAN YANG MEMATIKAN

Pastinya, kita pernah mendengar nama suku Eskimo. Suku ini mendiami kutub Utara yang dikelilingi oleh Es. Keunikan dari suku Eskimo adalah memiliki strategi berburu yang berbeda dengan suku-suku lainnya. Mereka biasanya berburu serigala sebagai santapan hariannya.

Selasa, 16 April 2013

PEOPLE POWER


 Tahun 2013 adalah tahun politik kata Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Masyarakat politik Indonesia mengamini apa yang disampaikan oleh sang presiden, karena sepanjang tahun 2013 sampai April 2014 kita sebagai warga Negara akan mengikuti tahapan Pemilihan Umum (baik pemilukada, legislative maupun pemilihan presiden). Siapapun kita, pastinya akan menyambut dengan gembira, suka cita dan antusiasme perhelatan demokrasi lima tahunan itu. Pemilihan Umum dilaksanakan sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara Luber dan jurdil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Masalahnya, barang dagangan apa yang paling laris dalam pasar bursa efek politik? Tentu jawabannya adalah rakyat. Para politisi tentu sangat paham eksistensi dan posisi rakyat dalam system politik yang dianutnya. Setiap kali rapat, para politisi di Senayan dan para pengamat bertasbih dengan bunyi-bunyi wiridan seragam, rakyat…rakyat…rakyat sampai banjir liurnya berfatamorgana. Walaupun demikian, posisi rakyat hanya sebatas obyek penderita yang selalu dijual pada bursa efek politik demi keuntungan para politisi.
Pada setiap gerakan, apakah itu gerakan politik, demonstrasi Paguyuban Kepala Desa di bawah yang membludak ke Jakarta, MKRI pimpinan Ratna Sarumpaet dan Adi Massardi dan atau gerakan yang sejenis, juga merasa jadi wakil rakyat. Amboi, rakyat telah menjadi dogma dan alibi. Di zaman Orde Baru, kemiskinan rakyat menjadi komoditas mahal untuk menjual Indonesia ke rezim Moneter Internasional dan saat ini pun, rakyat masih tetap menjadi komoditas politik yang siap dibeli politisi dengan harga murah, terutama menjelang pemilihan umum.
Nasib rakyat memang sedang terpuruk, dan karena itu janganlah mereka dibela dengan cara berjudi di kasino politik, karena ratusan juta rakyat ini meteskan keringatnya setiap hari hanya untuk menyambung hidupnya. Masalahnya, apakah tetesan keringat rakyat itu menjadi penyemangat para wakil rakyat untuk membelanya ataukah menjadi minuman segar dan ataukah menjadi minuman arak yang memabukkan wakil rakyat kita yang pada akhirnya lupa pada rakyatnya sendiri? Entahlah. Tetapi yang jelas kata Wak Camet, dalam ketidaksadaran itu, mereka masih tetap mengingat dan melafalkan, rakyat…rakyat…rakyat.
Suara rakyat adalah suara Tuhan, jelas Aristoteles (Filosof Yunani). Suara rakyat adalah inti dari demokrasi. Mengapa suara rakyat identic dengan suara Tuhan? Sebab rakyat dimana pun di dunia ini, tidak mau diseret oleh gelombang kekuasaan, ungkap Lukman Hakiem (2001). Rakyat selalu mendendangkan syair kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian, kesahabatan, kebersamaan, keadilan, cinta dan kasih sayang. Suatu dendang lagu yang bisa menusuk jantung langit ketuhanan (barangkali tidak jantung wakil rakyat) yang bersembunyi di balik seragam mewah dan tumpukan map-map itu. Lagu-lagu rakyat adalah tentang keprihatinan terhadap wakil rakyat yang atas nama aturan dan anggaran bisa meniadakan suara-suara rakyatnya. Jadinya, mereka tetap saja melakukan pelesiran ke Eropa sekedar untuk tahu tentang santet dan atau perdukunan. Namun demikian, mereka tetap beralasan demi kebaikan rakyat.
Demokrasi memang menempatkan rakyat sebagai komponen penting dalam proses dan praktik-praktiknya. Rakyat lah yang memiliki hak dan kewajiban untuk melibatkan dan tidak melibatkan diri dalam semua urusan politik, termasuk dalam menilai kebijakan Negara. Karena itu, Negara yang menganut system demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat (Affan Gaffar, 2002). Negara dan pemerintahan di tangan rakyat mengandung bahwa “government of the people; government by the people; government for the people”.
Pemerintahan dari rakyat (government of the people) bermakna bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah suatu pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi, pemilihan umum. Legitimasi rakyat menjadi modal pemerintah dalam menjalankan roda birokrasi dan program-programnya sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya. Termakzulkannya Aceng M. Fikri sebagai bupati Garut Jawa Barat oleh masyarakat melalui rapat paripurna DPRD menjadi bukti bahwa rakyat berdaulat dan rakyat menginginkannya berhenti. Kalau dikonraskan dengan hasil Pemilihan Umum Gubernur Sumatera Utara yang angka golputnya mencapai angka 51,50%, bisakah pemerintahannya dikatagorikan legitimate? Biarkan sejarah dan masyarakat sendiri yang akan menjawabnya.
Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) bermakna suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan atas dorongan pribadi dan golongan. Kursi pemerintahan itu “amanah kekhalifahan, amanah kebangsaan dan amanah keummatan” karena itu raihlah kekuasaan itu bukan karena anda ingin meraihnya tetapi karena sangat takut dengan amanah Allah itu, kata KH Mustofa Bisri. Raihlah kekuasaan itu dengan hati yang penuh gemetar, dengan air mata Abu Bakar, dan dengan panggilan sejarah bangsa Mesir terhadap Yusuf Alaihissalam. Siapa pemimpin yang mampu mengemban amanah rakyat = amanah katuhanan.
Pemerintahan untuk rakyat (government for the people) bermakna bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota) harus dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat umum (bukan golongan) harus dijadikan landasan utama kebijakan sebuah pemerintahan yang demokratis. Jika tidak, maka rakyat berhak memberikan hukuman dengan tidak memilihnya kembali pada pemilihan umum mendatang. Sebenarnya, rakyat sudah memberikan hukuman dengan tidak menyalurkan hak pilihnya (golput) pada beberapa Pemilukada yang telah berlangsung, seperti di Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Gesture atau fenomena politik apa yang dapat dibaca dari beberapa hasil pemilukada tersebut? Satu diantaranya adalah suara masyarakat semakin mahal dalam pasar bursa efek politik kita. Rakyat sudah semakin kritis dan rasional akan hak-hak politiknya, karena itu dapat mengancam proses dan pelaksanaan pemilihan umum mendatang. Bayangkan saja, kalau rakyat tidak mau datang ke TPS yang sudah disediakan, bisa jadi pemilu akan gagal. Sekarang ini, rakyat sudah menganggap legislative maupun eksekutif sudah tidak mau lagi memperjuangkan rakyat yang memilihnya, karenanya untuk apa memilihnya dan biarkan mereka memilih dirinya sendiri. Golput menjadi bentuk apatisme rakyat terhadap pemilu, maka bersiaplah mengantisipasi segala kemungkinan reaksi rakyat yang masih tetap bersabar.
Suara rakyat adalah suara Tuhan. Rakyat sampai saat ini hanya bisa berdendang lagu-lagu bertemakan kesejahteraan, kebersamaan, keadilan, kasih sayang dan cinta kasih. Siapa pun (apakah politisi, LSM, Ormas) yang mengamini dendangan lahu-lagu rakyat itu pastilah itu suara rakyat. Dan siapa pun saat ini, dapat dan boleh mengatas namakan rakyat, apakah dengan maksud memanipulasi rakyat atau untuk kepentingan golongannya biasa saja dan rakyat tidak marah. Tetapi tidak bisa selamanya karena rakyat akhirnya akan sadar sendiri dan dengan rasional dan kritis mereka sedang menuju puncak kedaulatan rakyat yang hakiki (peoples power). Pada aras ini, Tuhan pasti akan berpihak pada rakyat yang hakiki. Kedaulatan rakyat dan keberpihakan Tuhan bisa menjadi kekuatan dahsyat yang akan mengguncang kekuatan elit (elite power) yang tidak berpihak pada rakyat dan korup.
Dalam suasana batin rakyat seperti itu, rakyat hanya butuh pada Tuhan. Suara rakyat sudah melebur menjadi suara Tuhan. Tuhan bersama rakyat. Tuhan tidak bersama pecundang, kata Lukman Hakiem. Tuhan tidak bersama pialang keringat rakyat dan tidak bersama mereka yang menjual agama demi sekantong uang dari sumber yang tidak jelas. Tuhan bersama rakyat bukan karena rakyat kehilangan kesabarannya, tetapi kesabaran rakyat itulah yang ditopang Tuhan. Suara rakyat adalah suara Tuhan dan kini suara-suara itu telah menyatu dalam people power yang akan mengguncang langit perpolitikan yang terhijab nafsu kekuasaan.
Di tahun politik sekarang ini, sewajarnya elite politik mulai mawas diri dan mulai berdialog dengan suara lirih rakyat yang selalu ditiadakannya. Siapa yang butuh suara rakyat, tanya Wak Camet. Rakyatkah atau para budak kekuasaan yang masih belum sadarkan diri karena meminum keringat rakyat, atau siapa? Kita sebagai rakyat sudah cerdas untuk menilainya dan yang pasti bahwa perbaikan menuju tata kehidupan bangsa dan Negara yang baik menjadi impian bersama.
Karena itu, tidak ada salahnya kita (elit politik dan rakyat) berguru ilmu kuasa pada Anbiya Allah, Khulafa ar-Rasyidien dan pada pemimpin yang adil. Jika demikian, maka people power bisa menjadi pemicu untuk mendorong kepada kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik di bawah naungan kasih sayang Tuhan. Inilah suara rakyat adalah suara Tuhan yang sejati. People power tidak dimaksudkan untuk merusak tatanan yang sudah mapan. Semoga Tuhan meridhoinya.
Wallahul Muwafiq ila Darissalam. 16042013.10.59.
 

Selasa, 09 April 2013

KAMPANYE HARUS SOLUTIF

Kesan masyarakat NTB selama kepemimpinan BARU (M. Zainul Majdi dan Badrul Munir) menjadi gubernur dan wakil gubernur kurang fokus pada penanganan program yang dihadapi masyarakat. Lihat saja misalnya, petani tembakau di Lombok masih menantikan program solutif untuk menjual hasil produksinya. Tembakau petani tidak mau dibeli oleh perusahaan, sementara pemerintah sendiri seakan tidak berdaya memaksa perusahaan untuk membeli tembakau petani. Di tengah ketidakberdayaan itu, terlihat pemerintah daerah dengan sangat terpaksa memberanikan diri untuk mencabut ijin usaha perusahaan tembakau yang bandel. Masalahnya kemudian, apa persoalan tembakau sudah selesai? Ternayata tidak, malah terkesan diambangkan.

Tentu, kita harus tetap berprasangka baik terhadap pemerintah untuk menyelesaikan pelbagai macam patologi sosial masyarakat Bumi Gora. Tidak hanya petani tembakau tetapi juga konflik social, kekerasan terhadap TKI yang berasal dari NTB (pulang tanpa nyawa), kesehatan yang tidak terurus dengan baik, biaya pendidikan yang semakin mahal, daya beli masyarakat semakin menurun yang kesemuanya bermuara pada IPM NTB yang tetap tidak bergerak (dari nomor 32). Kesemuanya memerlukan program solutif dan bukan janji-janji politik. Kini saatnya masyarakat untuk menagih janji-janji politik lima tahun lalu atau masyarakat akan dihipnotis kembali dengan politik pencitraan melalui bahasa agama, seperti Islamic Centre dan atau dengan program labeling seperti PIJAR.

Pelbagai lapisan masyarakat mulai mempertanyakan janji-janji kampanye Pemilu kepala daerah pasangan BARU lima tahun lalu. Memasuki pemilu gubernur mendatang, memori masyarakat yang berisi janji-janji politik kembali dibuka dan dipersoalkan. Apakah janji-janji politik gubernur inkamben sudah dibayar atau belum? Kalau belum dibayar, ya, kita minta dilunasi dulu dan baru kemudian berpikir untuk memilihnya kembali. Jika sudah, kita lanjutkan ikhtiar untuk memilihnya.
Lalu, apa yang dibutuhkan masyarakat? Kebutuhan masyarakat simple dan tidak neko-neko yaitu program-program solutif atas ketidakberuntungan dan permasalahan yang dialami selama ini. Nah, bagaimana dengan materi kampanye pemilu kepala daerah mendatang? Apakah janji-janji politik akan dikemas ulang dengan brand berbeda tetapi isinya sama saja? Atau masyarakat akan terpaksa memilih dengan alasan kontinuitas program yang telah dicanangkan, sebab kalau tidak pasti akan menjadi semboyan tanpa makna yang pada akhirnya masyarakat kembali dibohongi.

Kalau sebatas janji-janji politik lebih baik tidak berkampanye karena masyarakat sudah lelah dan tidak punya waktu untuk terus mendengarkan para kandidat membual. Yang kami butuhkan program-program solutif dan tindakan nyata, kata Amirullah (warga Lombok Barat). Bualan atau janji-janji kampanye politik itu semakin menyakiti masyarakat ketika ada korban jiwa akibat dari bentrokan atau gesekan antara pendukung calon kepala daerah saat kampanye.

Itulah hal-hal yang disampaikan pelbagai lapisan masyarakat mulai dari Petani Tembakau, petani Penyakap, Peternak, kusir cidomo, tukang ojek, buruh galian, pengusaha, Guru, Akademisi, sampai Buruh Bangunan tentang kampanye. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa mereka tidak terlalu antusias dengan materi-materi kampanye pemilu kepala daerah, karena para calon hanya menjual keberhasilan diri sendiri dan terlalu mengagungkan ashabiahnya (meminjam istilah Ibn Khaldun). Materi-materi kampanye para kandidat tidak solutif, tidak perduli dengan kondisi nyata yang dihadapi masyarakat, memberikan janji-janji palsu dan tidak berempati sudah tidak layak dipertahankan. Program solutif dan bukti nyata menjadi keinginan masyarakat untuk menentukan pilihannya pada pemilu kepala daerah mendatang.

PROGRAM-PROGRAM SOLUTIF
Harus diakui bahwa program yang telah dituliskan oleh pasangan BARU (M. Zainul Majdi dan Badrul Munir) selaku gubernur dan wakil gubernur bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Bumi Gora untuk Beriman dan Berdaya Saing sesuai dengan Motto “NTB Bersaing”. Lima tahun masa kepemimpinan BARU, rasanya kita sudah kehabisan daya saing karena yang diharapkan sebagai motor penggeraknya jalan di tempat. Sementara masyarakat pendukungnya semakin melemah karena asupan gizi yang diberikan tidak seimbang dengan mainstream kekuasaan.

Kelebihan dan kekurangan program yang telah dicanangkan oleh gubernur M. Zainul Majdi, tentu harus dijadikan dasar oleh para pasangan calon gubernur untuk mengkonstruksi program-program yang berpihak kepada masyarakat miskin dan tidak beruntung. Dari hasil obrolan dengan pelbagai lapisan masyarakat dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah semakin kritis, rasional dan tidak mudah untuk di arahkan ke salah satu pasangan calon. Masyarakat sudah dapat memilih dengan mandiri berdasarkan program-program yang ditawarkan kepada masyarakat. Nah, pada kondisi seperti ini, pasangan calon gubernur harus mampu dan bisa mengambil hati masarakat dengan program-program yang solutif.

Sekarang ini, kita selaku masyarakat sudah mulai dihadapkan atau dipusingkan dengan banyaknya foto balon gubernur yang sudah nampang di sepanjang perjalanan. Tidak cukup di space iklan yang sudah tersedia, foto-foto balon gubernur juga di tempelkan pada pohon kayu, pagar rumah penduduk, tiang listrik dan pada semua tempat yang dimungkinkan untuk itu. Memang sih, masyarakat tidak pernah protes kenapa tembok rumah dan pagar rumahnya ditempelkan foto-foto orang yang tidak mereka kenal dan karena memang belum terkenal sehingga pemasangan pamplet dilakukan secara serampangan dan tanpa permisi. Saya yakin mereka akan diam tetapi saya tidak yakin juga kalau mereka tidak akan bereaksi, minimal mereka bertanya foto siapa ini?

Saya fikir, para tim sukses, penyelenggara pemilu dan pemda harus mengatur etiket pemasangan segala jenis peraga pemilu sehingga tampak indah terlihat oleh para tamu, apalagi pesona Lombok dan NTB sebagai tujuan wisata dunia. Boleh saja, mereka mengiklankan dirinya tetapi harus tetap menjaga keindahan dan etiket agar masyarakat yang ditempeli pamplet dan alat peraga balon gubernur tidak ngerumun atau atau bicara di belakang, syukur-syukur tidak sampai menyumpahi. Apa sih, beratnya mereka meminta keihlasan masyarakat untuk ditempeli rumah atau pagar rumahnya. Apalagi nantinya masyarakat mau terus mendukungnya atau memilihnya. Tidak ada salahnya untuk mencoba memperhatikan perkara yang remeh-temeh itu dan secara sosiologis pastinya punya pengaruh.

Memang, sudah banyak nama balon gubernur yang sudah menjadi pembicaraan publik di NTB. Sayangnya, dari sekian nama yang sudah muncul hanya sedikit saja dari mereka yang diketahui public atau track record-nya. Sehingga pada aras ini, semua cara harus dilakukan untuk memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, tetapi tidak dengan cara serampangan. Semua hal kecil yang tidak terpikirkan dalam mensosialisasikan dirinya, harus mulai di garap misalnya saja meminta keihlasan masyarakat untuk ditempeli rumah dan pagar rumahnya dengan pamplet dirinya. Tim sukses semua balon gubernur harus memperhatikan etiket pemasangan peraga itu agar masyarakat bersimpati ketika melihat pamplet (tidak malah merusaknya).

Dari empat pasangan calon gubernur yang akan bertarung, biasanya inkamben selalu diuntungkan untuk menyampaikan program-program dan janji-janji politik yang telah dilakukan dengan menumpang anggaran daerah. Itulah kesan dari para pesaing politik setiap kali incamben maju untuk bertarung kembali. Mungkin ada benarnya kesan itu dan mungkin salahnya juga besar karena apa yang diiklankan merupakan hasil capaian program yang telah dilakukan selama kepemimpinan dan yang jelas bukan kampanye tetapi sosialisasi hasil ketercapaian program pemerintahan.

Saat ini, para pasangan calon gubernur sedang mencitrakan dirinya sebagai manusia yang sangat dermawan, sederhana, mencintai, dan berempati terhadap nasib masyarakat miskin atau tidak beruntung. Mendadak dermawan, kata Sayuni, seorang warga Sedayu, Kediri, Lombok Barat. Itu lagu lama yang tidak mencerdaskan, tetapi tidak salah. Blusukan ala Joko Widodo pun sudah mulai diuji cobakan. Beberapa calon gubernur ketika turun berkunjung ke masyarakat, sudah ada yang mau dibonceng sama tukang ojek padahal selama menjadi pejabat baru kali ini dia lakukan. Kelihatan baik, merakyat dan berempati tetapi kelihatan kaku dan dibuat-buat. Mengapa tidak tampil apa adanya sebagaimana biasanya.

Masyarakat akan sangat menghargai apapun style dan bentuk pemimpinnya. Tidak usah meniru style kepemimpinan orang lain, apalagi style ala Joko Widodo, tampil sesuai dengan apa kata dirinya. Kesuksesan seorang pemimpin terletak pada kemampuan membaca dan merasakan penderitaan masyarakat yang dipimpinnya. Apa dan siapapun pemimpinnya pasti masyarakat menerima dengan senang hati, apalagi sang pemimpin datang membawa bantuan guna membayar janji-janji politiknya, ungkap Sayuni.

Incamben di samping diuntungkan oleh keadaan (karena masih menjabat), juga ditagih oleh keadaan. Maksudnya, incamben ditagih oleh masyarakat untuk menepati janji-janji politik terdahulu. Jika tidak, maka masyarakat pemilih akan berfikir ulang untuk memilihnya kembali. Mengapa? karena janji-janji politik yang terdahulu saja belum ditepati, kemudian sekarang akan berjanji kembali dengan modal “lanjutkan”. Modal ini menjadi trend dan kebiasaan dari para pejabat yang akan maju kembali menjadi pemimpin, baik tingkat nasional maupun daerah. Logika dan modal yang paling ampuh untuk meyakinkan masyarakat pemilih, namun ironisnya kadang terjebak pada apologisme keakuannya. Maksudnya, seakan-akan apa yang telah dilakukannya merupakan hasil kerja dirinya kemudian melupakan lembaga legislative sebagai mitra kerjanya. Setidaknya, hal itu terungkap pada acara Mataram Dialog Forum (MDF) yang ditayangkan live oleh Tv9 Mataram.

Masalahnya, program-program solutif apa yang akan dipasarkan ke masyarakat untuk keberlangsungan hidupnya? Para kandidat pasangan Calon Gubernur NTB sudah mulai memperkenalkan program dan janji-janji politik kepada masyarakat. Masih efektif janji-janji politik itu atau masyarakat sudah jenuh? Kalau ya, lalu apa yang diharapkan masyarakat dari kampanye para pasangan calon gubernur NTB?
Para pasangan calon, seharusnya sudah mulai mempersiapkan program-program yang akan dilakukannya jika terpilih menjadi gubernur. Program itu menyangkut dari mana sumber dananya, siapa yang terlibat dalam pelaksanaan program itu, berapa lama waktu yang dibutuhkan dan apakah program-program itu menjadi kebutuhan masyarakat atau tidak. Inilah yang saya bayangkan tentang program kampanye politik yang akan disampaikan para pasangan calon gubernur. Bukannya janji-janji politik yang tidak matang dan asal-asalan.

Dari tayangan iklan sosialisasi para pasangan calon, terbaca bahwa mereka masih mengumbar janji-janji politik yang sebenarnya tidak perlu, karena memang sudah disiapkan anggarannya dalam APBN seperti pendidikan gratis dan kesehatan gratis. Pendidikan gratis misalnya tidak perlu diturunkan menjadi program kampanye politik sebab APBN sudah menyiapkan anggaran untuk pendidikan wajib 12 Tahun atau perbaikan dari wajib belajar 9 Tahun. Artinya, pemerintah daerah hanya mensukseskan program wajib pendidikan 12 Tahun. Dan begitu juga dengan kesehatan gratis.

Jika mereka mau, maka konstruksi program kampanye politik yang bersifat inovatif dalam rangka pengembangan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat yang anggarannya hasil ikhtiar dari para pasangan calon. Mungkinkah? Kenapa tidak. Misalnya, memberikan tunjangan bagi orang tua jompo setiap bulan, karena sudah tidak mampu lagi bekerja untuk mencari nafkah. Menjamin hidup anak jalanan yang setiap hari mengamen atau meminta-minta di setiap perempatan jalan; dan menentramkan hati manusia tuna netra yang tidak beruntung hidupnya. Sungguh sengsara dan nelangsa nasib mereka, seolah mereka hidup di dunia lain yang pemerintahnya masa bodoh terhadapnya.

Kata sahabat Kamrullah (Dekan Fakultas Syari’ah IAI Qamarul Huda Bagu), bagus kalau pasangan calon punya program untuk memberikan jaminan hidup buat mereka yang tidak beruntung secara structural maupun budaya. Masalahnya, kira-kira dari mana anggarannya diperoleh? Menurut hemat saya, bisa saja anggarannya di dapatkan dari dana CSR setiap perusahaan, apakah itu perbankan, perusahaan tambang dan atau perusahaan lainnya. Pada aras ini, masalahnya pada kemauan politik (political will) dari para pasangan gubernur terpilih nantinya.

Saya yakin, masyarakat menanti apapun program yang akan dipasarkan oleh pasangan calon gubernur. Siapapun yang terpilih menjadi gubernur pada tanggal 13 Mei 2013 mendatang, itulah putra terbaik pilihan masyarakat NTB. Siapapun dia, harus mengemban amanah rakyat untuk membawa masyarakat dan daerah NTB menjadi lebih baik. Masyarakat NTB harus lebih sejahtera dari sekarang ini, terutama diukur dari tingkat pendapatan masyarakat perharinya. Yang terpenting dan harus disadari bahwa gubernur NTB mendatang adalah gubernur NTB dalam arti yang sebenarnya, milik semua orang NTB. Titik. Itu saja, tidak perlu muluk-muluk, kata sahabat saya di sebuah warung kopi di Narmada. Siapapun gubernurnya, tegasnya. Semoga kita dapat memilih gubernur dengan aman dan demokratis berlandaskan nilai kejujuran dan kesantunan politik. Program politik solutif yang sangat diharapkan oleh masyarakat NTB atas permasalahan hidup yang membelenggunya selama ini.

Wallahul Muwafiq ila Darissalam. 09042013 (tepian sungai Pitung Bangsit Kediri).