This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 21 Juni 2013

MENGKONSTRUKSI PROGRAM APENO

Walaupun belum dilantik, masyarakat sudah mengetahui bahwa TGB Amin adalah gubernur dan wakil gubernur NTB dalam masa jabatan lima tahun ke depan. banyak pekerjaan rumah dan janji-janji politik yang wajib dikerjakannya di periode keduanya. Saya berkeyakinan bahwa janji-janji politik itu sudah dicatat oleh 44 persen masyarakat yang memilih pasangan ini. Selebihnya adalah masyarakat yang akan memantau dan mengkritisi kinerja kepemimpinan dynasti TGB Amin.

Lima tahun menjadi pemimpin, bukan waktu yang lama. Karena itu, tidak ada salahnya kalau dynasti TGB Amin disarankan untuk lebih fokus pada memperbaiki kondisi masyarakat Bumi Gora. Kondisi yang saya maksudkan adalah perilaku masyarakat yang kawin-cerai. Perilaku kawin cerai (terutama pernikahan sirri atau nikah yang tidak dicatatkan secara sah) semakin meningkat.

Senin, 17 Juni 2013

TERSERAH TUHAN SAJA


Beberapa orang heran atau bahkan mengeluh terhadap kondisi cuaca yang cepat sekali berubah. Setidaknya itu yang saya alami ketika perjalanan menggunakan jasa angkutan Lion Air dari Bandara internasional Ngurai Rai Bali menuju Kota Bandung. Cuaca sepanjang perjalanan sangat baik, cerah dan pesawat yang kami tumpangi tidak mengalami guncangan. Terasa nyaman berada dalam pesawat dan sempat tertidur pula.

Selama satu jam dan 10 menit penerbangan si pramugari cantik menginformasikan bahwa pesawat akan segera landing di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Kami pun mulai mengencangkan ikat pinggang dan merasakan pesawat bergoyang karena menembus awan hitam. Kondisi yang biasa ketika semua pesawat akan landing.

SYURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU

Saat tiba di Bandar Internasional Ngurah Rai Bali, saya melihat ibu-ibu yang lalu lalang sambil menggendong bayinya yang masih belum bisa jalan. Sementara di saat yang sama, tampak pula para ibu yang menggandeng dan menuntun anaknya sambil berlari-lari kecil. Sang ibu tampak kerepotan menuntun anaknya yang lagi nakal-nakalnya berlari ke sana kemari mengikuti gerak langkah si anak yang tidak jelas arah tujuannya. Si anak tidak peduli akan nasib ibunya yang terengah-engah nafasnya kelelahan.

Si ibu walau tampak lelah mengikuti langkah kaki sang buah hati, namun ia tetap saja sabar sambil terus menguatkan diri dan mungkin menggunakan tenaga cadangannya. Itulah kelebihan yang diberikan Tuhan kepada kaum hawa dalam melindungi keselamatan buah hatinya. Sehingga dalam konteks ini wajar kalau Tuhan memuliakan dan mendudukan para ibu di aras yang lebih istimewa dibandingkan dengan sang ayah.

Minggu, 16 Juni 2013

MAAFKAN, KAMI TELAH KHILAF TUHAN

Seharusnya, itulah kalimat penyesalan yang harus terucapkan oleh para orang tua yang anak-anaknya menjadi pelaku dan atau kurban kekerasan. Ya, kami telah khilaf dalam memberikan pendidikan dan pengajaran terbaik bagi mereka. Kami benar-benar telah alpa Tuhan untuk hadir memberikan pengarahan terhadap anak-anak kami. Apapun yang mereka perbuat pasti ada sebab dan akibatnya, itulah hukum kausalitas yang telah ditetapkan Tuhan.

Siapapun pasti akan mengakui bahwa tindakan kekerasan semakin meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitasnya, terutama kekerasan terhadap anak-anak dan wanita. Dari data sepanjang tahun 2010 sampai 2013 tampak grafik kekerasan terus meningkat terhadap anak-anak dan wanita. Pada tahun 2010 terdapat 42 kasus kekerasan disertai pemerkosaan. Berlanjut di tahun 2011 meningkat menjadi 52 kasus. Lalu pada tahun 2012 meningkat menjadi 63 kasus dan pada tahun 2013 melonjak tajam menjadi 132 kasus kekerasan. Belum lagi kasus-kasus yang berkaitan dengan tawuran dan kekerasan di dunia pendidikan.

MENGAKIHIRI TRADISI BERCERAI

Ahad sore (9/6/2013) saya menghadiri acara pernikahan kerabat di Lingsar. Banyak keluarga, kerabat, sahabat dan tamu undangan yang menghadirinya. Tampak senyum bahagia terpancar dari bibir kedua mempelai dan begitu juga dengan kedua orang tuanya. Sore itu tidak terlihat satupun diantara para tamu undangan yang terlihat sedih, semuanya mendoakan kehidupan keluarga yang harmonis bagi kedua mempelai.

Nesehat perkawinan pun bekisar tentang bagaimana membina suatu kehidupan yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Materi nasehat perkawinan masih sangat normatif dan jarang sekali menyinggung tentang anomali dalam suatu perkawinan. Maksudnya tidak pernah menyampaikan tentang akibat buruk dari suatu perceraian. Sebagai suatu nasehat tentu boleh saja menyampaikan anomali dalam suatu bahtera kehidupan rumah tangga agar tidak ditiru oleh keluarga yang baru terbentuk.

ORANG MISKIN MALAS SEKOLAH

Ahad pagi yang dingin, saya menyusuri pematang persawahan untuk menemui sahabat yang sedang sakit. Cuaca pagi tampak sedikit mendung, gerimis tipis yang membuat suasana pagi lebih fresh. Suasana ini boleh dibilang khas daerah pertanian. Perjalanan menemui sahabat ini memang sudah lama dihajatkan namun baru kesampaian. Tentu suasana seperti ini tidaklah asing bagi saya yang terlahir dari keluarga petani.

Saya datang ke perkampungan itu untuk menjenguk sahabat saya yang telah lama sakit. Rasa haru dan bahagia tampak dari keluarga sahabat ketika saya datang. Perasaan itu tidak dibuat-buat dan perasaan saya pun sangat prihatin melihat kondisi sahabat yang sakit. Namun, saya sangat bahagia ketika menatap sahabat saya yang telah lama sakit yang tidak menampakkan kedukaan apalagi mengeluh dengan kondisinya. Senyum merekah tampak dari bibirnya yang sedikit dipaksakannya tetapi hal itu membuat saya juga ikut tersenyum bahagia dan tanpa terasa air mata saya bercucuran. Entah apa yang membuat saya seperti itu dan seketika saya teringat akan kakak, adik dan anak saya yang meninggal di depan mata saya. Mungkin hal ini penyebabnya, tetapi entahlah...inilah suatu kisah dari perjalanan hidup seorang anak manusia.

MENJUNJUNG SEKALIGUS MENGHEMPASKAN RAKYAT

Pada setiap akhir jabatan seorang pemimpin, terkadang perilakunya bisa berubah seribu persen dari biasanya. Mereka bisa merubah perangainya dari yang biasa menjadi luar biasa; tidak perhatian menjadi sangat peduli; tidak dermawan menjadi sangat dermawan; tidak santun menjadi sangat santun sebagaimana layaknya Ratu Adil yang dinantikan kehadirannya. Sebaiknya makna Ratu Adil dalam politik tidak perlu diperdebatkan, tetapi Ratu Adil dalam konteks politik lebih dimaknai sebagai pemimpin yang peduli, empati dan menyayangi rakyatnya.

Kamis, 06 Juni 2013

BUMI PATUT PATUH PATCU MEMILIH PEMIMPIN

Jika tidak ada kejadian yang luar biasa, maka 23 September 2013 mendatang rakyat Bumi Patut Patcu akan memilih pemimpin yang baru. Siapa yang akan terpilih, rasanya terlalu prematur untuk menentukannya sekarang. Namun, siapapun yang akan terpilih diantara para pasangan calon bupati, pasti itulah yang terbaik dan menjadi amir di kabupaten Lombok Barat.

Dari cerita mulut ke mulut di masyarakat terdapat banyak calon bupati yang akan mencoba peruntungannya untuk menjadi pemimpin di Lombok Barat, entah itu calon dari Lombok Barat sendiri maupun luar bumi Patut Patuh Patcu. Memang sih, tidak ada orang yang melarang atau tepatnya aturan yang melarang bahwa orang pendatang menjadi calon pemimpin di daerah manapun di Indonesia. Misalnya Joko Widodo menjadi gubernur di Jakarta dan juga dengan wakilnya. Terkesan lucu saja, kata Fahlevi adik kelas saya di Pesantren Nurul Hakim. Masak menjadi calon pemkmpin tetapi tidak mempunyai hak memilih dan di sinilah ruang kosong hukum itu untuk mengaturnya.

BERSAHABAT DENGAN WAKTU

Jakarta tidak pernah tidur. Siang malam tampak warga Jakarta lalu lalang memenuhi jalanan. Semakin malam jalanan semakin sesak dipenuhi oleh kendaraan dengan beraneka jenisnya. Entah apa yang mau mereka cari, hanya mereka yang mengetahuinya. Dua puluh empat jam waktu yang tersedia seolah tidak cukup baginya.

Malam, ketika saya menulis tulisan ini, saya berada di lantai tiga Hotel Rota di jalan Wahid Hasyim Jakarta. Sungguh pemandangan yang tidak bisa disaksikan ketika berada di daerah dan wajar karena Jakarta menjadi pusat ibu kota negara Indonesia. Namun apa yang mereka cari? Tidak cukupkah waktu yang disediakan Tuhan selama 12 jam untuk bekerja dan 12 jam berikutnya untuk beristirahat serta bercengkrama dengan keluarga tercintanya.