This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 07 Mei 2014

AWAS PREDATOR SELALU MENGINTAI

Ohohoh...tangis anak kecil yang kesakitan ketika hendak pipis. Namun tangisan anak kecil itu sampai terdengar oleh ibunya. Tangisan itu hanya tangisan senyap penuh derita karena si anak tidak mampu mengungkapkan atau bercerita lepada ibunya. Ancaman akan dibunuh selaku menghantuinya...si Anak hanya mampu menahan rasa sakit yang diderita...(narasi hayali dari penderitaan kurban predator). Tangisan tersebut bagian dari perusakan masa depan dan sama saja dengan pelanggaran kemanusiaan oleh para predator buas.

Sepanjang tahun 2011 sampai 2014 sekitar 88 orang telah menjadi kurban para predator. Siapapun pasti akan merasa terkejut dengan terurainya motip predator menghabisi kurbannya. Anehnya peristiwa kekerasan tersebut banyak terjadi di dunia pendidikan kita. Kasus teranyar seorang bocah Sekolah Dasar di Jakarta terbunuh gara-gara makanan atau camilan seharga seribu rupiah dijatuhkan oleh temannya, karena itu ia menjadi predator dengan membunuh temanya sendiri.

RAPOR MERAH KPU DAN HARGA DIRI PEMILIH

Dalam konteks sejarah pemilu, pelaksana pemilu 2014 mendapatkan nilai rapor paling banyak merahnya. Kalau pengamat pernah menjustifikasi bahwa pemilu 1999 lalu merupakan pelaksanaan pemilu paling jelek bila dibandingkan dengan pemilu yang pernah ada di Indonesia. Namun kini pernyataan itu batal dengan munculnya faktisitas baru bahwa pelaksanaan pemilu 2014 ternyata tidak lebih baik dari pemilu sebelumnya. Mungkin kita bisa berbeda pendapat dalam hal ini tetapi fakta-fakta yang berserakan membuktikan bahwa banyak tahapan dan data-data kepemiluan yang tidak valid, seperti DPT dan penghitungan suara yang banyak di ulang.