Sekitar pukul 2.00 Wita. Dini hari, saya masih mendengar orang membaca alqur'an. Saya tidak mengetahui sumber suara itu, namun yang jelas bahwa suaranya sangat merdu dan dibaca dengan makhraj yang sangat fasih. Dalam hatiku, saya bergumam bahwa alangkah cintanya orang yang membaca alqur'an itu kepada Tuhannya. Membaca alqur'an sama saja dengan membaca surat cinta dari kekasihnya. Diturunkannya alqur'an kepada manusia melalui Rasulullah Muhammad Saw merupakan bentuk kecintaan dan kasih sayang Tuhan kepada ummat manusia khususnya ummat Islam.
Suara itu, terus saja terdengar merasuk ke dalam fikiran dan kalbuku. Tanpa sadar pandanganku tertuju ke dinding tempat jam tembok tergantung. Ternyata jarum jam sudah berada di angka 3.10 Wita dini hari. Artinya saya sudah duduk mendengarkan lantunan ayat suci alqur'an sekitar satu jam lebih. Hanya, saya mendengarkan suara lantunan itu bersifat monoton dan kemungkinan dibaca oleh seseorang yang sangat mencintai Tuhannya. Dia terus saja membaca tanpa digantikan orang lain, sehingga semakin kuat dugaanku bahwa memang hanya seseorang yang masih belum tertidur. Sementara yang lainnya tertidur pulas dengan tanpa merasa terganggu oleh lantunan bacaan ayat-ayat suci alqur'an di sebelahnya.