Jumat, 13 September 2013

MEMBANGUN CITRA POLITIK MINUS ETIKA


Sebagai warga negara, saya sangat kaget dengan terobosan yang dilakukan oleh SBY selaku ketua Demokrat yang mengundang para tokoh lintas partai untuk mengikuti konvensi capres partai Demokrat. Perilaku SBY itu terkesan tidak menghargai eksistensi partai lain dan bahkan lebih jauh dianggap tindakannya itu di luar kepatutan beretika politik.

Apa sih susahnya meminta ijin kepada partai politik sebelum mengundang kader partai lain untuk ikut konvensi. Atau tindakannya itu sebagai pembuktian bahwa SBY memang sedang galau memikirkan para kadernya yang kurang bisa bersaing untuk berebut kursi keprsidenan pasca dirinya. Atau dengan kata lain, kader partai demokrat tidak ada yang patut untuk menggantikan dirinya menjadi presiden dan kalah populer dengan tokoh partai lain sehingga melakukan tindakan di luar kepatutan etika politik.


Tentu, tindakan politik yang dilakukan SBY selaku ketua Demokrat sangat disayangkan oleh partai politik lainnya. Ketersinggungan partai politik lainnya tentu bisa dimaklumi karena memang masih mengedepankan etika dalam berpolitik. Buktinya mereka tersinggung dan keberatan atas tindakan ketua Demokrat yang mengundang kadernya tanpa ijin dari para ketua partai politik.

Para tokoh lintas partai politik yang menerima undangan ketua Demokrat bertindak sangat arif dan sekaligus menyatakan eksistensi dirinya. Maksudnya, mereka menghargai undangan pak SBY dengan menghadirinya dan dalam jeda waktu yang tidak lama mereka menyatakan tidak siap ikut konvensi partai Demokrat karena masih menjadi kader partai lain.

Yang bisa dibaca dari ketidaksiapan para tokoh lintas partai itu adalah mereka masih mengedepankan etika politik dan sekaligus sebagai kritik dan pembelajaran untuk tetap bermain dalam irama kepatutan yang semakin memudar di negeri ini. Membangun citra politik di tengah reruntuhan moralitas politisi memang tidak gampang dan butuh waktu lama. Kearifan dan kedewasaan dalam berpolitik menjadi kata kunci untuk membangun citra politik demokratis yang lebih baik.

Membangun citra politik minus etika kepatutan politik pasti akan menenggelamkan citra baik partai politik itu sendiri. Mundurnya tokoh lintas partai politik itu dari arena konvensi partai Demokrat seharusnya menjadi pembelajaran untuk menghargai kader partai lain demi terbangunnya suatu harmonisasi kehidupan politik yang demokratis. Etika politik harus tetap menjadi basis pembangunan perpolitikan di negeri tercinta ini agar persaingan politik dalam medium demokrasi terasa lebih indah dan bermartabat.

Kebun Mahoni, Bilebante Loteng, 08092013.08.54

0 komentar: