Siapa
yang tidak mengetahui tradisi Panjat Pinang. Tradisi itu sudah lama given
dalam masyarakat Indonesia. Tradisi panjat pinang merupakan salah
satu atraksi yang tetap menarik untuk
disaksikan oleh masyarakat, mulai dari anak-anak,
remaja dan sampai orang tua (laki-laki maupun perempuan) bercampur baur.
Permainan panjat pinang merupakan permainan tim. Tim secara
bersama-sama memanjat pohon pinang yang sudah dibersihkan dan dilumuri minyak
gemuk atau oli guna memperebutkan pelbagai hadiah yang sudah tergantung di
atasnya.
Permainan
panjat pinang adalah permainan yang membutuhkan kekuatan fisik, strategi dan
pengalaman untuk mencapai puncak pohon pinang tempat hadiah bergelantung.
terdapat suatu aturan bahwa tim yang bisa mencapai puncak tidak boleh serakah
untuk mengambil hadiah seluruhnya, tetapi di batasi. Jika diberikan kebebasan maka atraksi panjat pinang pasti berakhir sebab
hadiahnya telah diambil semua oleh tim yang dapat mencapai puncak.
Soliditas
anggota tim sangat menentukan untuk mendapatkan serangkaian hadiah yang ada.
Jika ada satu saja anggota tim yang tidak kuat atau terpeleset maka secara
otomatis akan berpengaruh kepada pencapaian tujuan. Dengan demikan, kerjasama
tim menjadi kata kuncinya. Anggota tim yang kuat dan
besar menempati posisi paling bawah kemudian diikuti oleh anggota tim yang
lainnya sesuai kondisi fisiknya. Antusiasme
dan sorak
sorai penonton memberi semangat dan mendukung
orang-orang dalam tim tersebut untuk dapat menaklukkan
pohon pinang yang sudah dilumuri minyak oli gemuk guna menggapai hadiah.
Permainan tradisi panjat pinang yang entah dari mana
asal muassalnya (menurut cerita warisan colonial Belanda), semakin semarak
dilaksanakan oleh masyarakat Lombok pasca perayaan maulid nabi Muhammad Saw dan
hari-hari besar lainnya. Panjat pinang umumnya dilakukan para remaja dan
anak-anak untuk memeriahkan perayaan kelahiran sang reformis sejati. Di
beberapa tempat di pulau Lombok terlihat bahwa banyak sekali aneka macam
perlombaan yang diadakan seperti lari karung, sepak bola pakai sarung, makan
kerupuk, lari sahadat dan sepak bola berjoget.
Kegiatan-kegiatan menyambut perayaan maulid nabi
Muhammad Saw tersebut di atas kadang memunculkan persoalan di tengah
masyarakat. Pro kontra permasalahan panjat pinang sering terjadi di tengah
masyarakat, tidak terkeculi para tokohnya. Hikmah apa yang dapat diambil dari
kegiatan panjat pinang tersebut? Bagaimana hubungan panjat pinang dengan
kelahiran nabi Muhammad Saw? Apakah dengan kegiatan-kegiatan perlombaan seperti
itu sudah dapat dikatakan mencintai Rasulullah Saw? Secara syara’, bolehkah
melakukan kegiatan semacam itu untuk memeriahkan kelahiran nabi? Pertanyaan
demi pertanyaan dapat dimunculkan menjadi lebih banyak lagi, namun yang pasti
bahwa tidak ada larangan yang mengharamkan pelaksanaan tradisi panjat pinang
dalam kaitannya dengan kegiatan tertentu.
Namun yang pasti bahwa terdapat nilai yang bisa
dipetik dari atraksi panjat pinang. Menurut Marpaung panjat pinang dapat
dilukiskan sebagai upaya manusia untuk menggapai cita-cita dan aspirasinya. Lebih
lanjut ia mengatakan bahwa aspirasi dan tujuan hidup merupakan sasaran yang
membawa manusia tahu dan mengerti akan apa yang sedang dikerjakannya saat ini.
Manusia yang malang di dunia ini, bukan manusia yang tidak mempunyai uang,
melainkan mereka yang tidak mempunyai tujuan dalam hidupnya.
Al-Insanu Madaniyun atau manusia adalah mahluk sosial. Artinya, manusia tidak bisa hidup
sendirian tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian jelas bahwa usaha untuk
mewujudkan cita-cita tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus melibatkan
orang lain dalam relasi yang harmonis. Secara struktural terlihat bahwa panjat
pinang tanpak pembagian tanggung jawab yang jelas di antara anggota tim, ada
yang sebagai penahan beban di bawah, ada yang bertugas menghilangkan dampak
gemuk yang licin, dan ada pula yang siap di atas untuk mendapatkan hadiah yang
tergantung.
Secara kasat mata memang tanpak kerja sama tim, tetapi
jika dicermati lebih mendalam ternyata tidak. Banyak peserta termasuk penonton
tidak menyadari bahwa mungkin maksud hatinya menolog temannya supaya sampai di
atas, namun yang terjadi justru menariknya kembali ke bawah. Secara sosiologis
pembentukan tim dalam panjat pinang bersifat spontanitas karenanya pasti tidak
akan pernah mampu menggapai cita-cita dan tujuan hidupnya.
Panjat pinang hanya sebuah atraksi dan akan berakhir
ketika anggota tim penahan beban sudah tidak mampu lagi dan atau sudah dapat
meraih hadiah yang tergantung, lalu setelah itu bubaran. Bagi Marpaung, panjat
pinang menggambarkan kehidupan manusia yang turun naik, tidak stabil dan
seimbang. Mungkin itu sudah merupakan hukum alam yang bakal dilalui manusia. Sebenarnya,
tidak ada alasan manusia berduka cita dan bergembira selamanya, jika menyadari
bahwa roda selalu berputar ke atas dan ke bawah sesuai hukum alam.
Nikmat dan kebahagiaan, serta jabatan yang sudah di
dapatkan sepatutnya disyukuri. Tak ada yang abadi, kata grup musik Peter Pan.
Para penguasa negara seharusnya banyak bersyukur atas amanah yang sedang
diembannya. Amanah itu hakekatnya milik rakyat dan akhirnya di kembalikan ke
rakyat. Faktanya, mereka banyak yang lupa dan melupakan amanah untuk mensejahterakan
rakyat sang empunya amanah. Wakil rakyat tidak boleh terlena dengan
permainannya sendiri dan dalam dunia yang di bangunnya, jika tidak ingin
terperangkap di batang tiang penyangga panjat pinang karena ulahnya sendiri.
Pembangunan ruang rapat dan perbaikan toilet DPR yang
bernilai miliaran rupiah menjadi bukti nyata bahwa mereka sedang mempermainkan
amanah dan kepercayaan rakyat. Perilaku para wakil rakyat yang hanya mementing
diri sendiri dan hidup boros menjadi indikator bahwa mereka tidak perduli
dengan nasib rakyat yang serba kekurangan. Bayangkan saja, para petani kita
menjerit karena harga pupuk melambung tinggi, harga obat-obatan tidak mampu
dibeli masyarakat menengah ke bawah, kondisi inprastruktur pendidikan yang
tidak layak pakai, minyak tanah sulit di dapat dan gas elpiji semakin langka.
Sebaliknya para penguasa berlomba-lomba merancang anggaran untuk mendukung gaya
dan pola hidup mewah. Sungguh ironis, bukan.
Presiden, tidak punya sense of crisis kata sahabat saya. Badai permasalahan yang mendera
republik ini belum terselesaikan dengan baik. Kasus pertanahan yang memakan
kurban jiwa di Mesuji Lampung belum jelas ujung pangkalnya, aksi penolakan
masyarakat di Lambu, Sape Bima, NTB terhadap eksplorasi pertambangan masih
mengambang yang karenanya masyarakat membumi hanguskan kantor bupati Bima,
belum lagi permasalahan korupsi yang menembus jantung penguasa negara. Andai
saya menjadi Presiden, pasti rakyat akan mendukungku kata sahabat yang lainnya,
untuk memberhentikan para pejabat yang terlibat korupsi walaupun belum menjadi
tersangka.
Budaya kita belum mampu mengkonstruksi sifat jujur dan
berbaik sangka untuk mengundurkan diri bila disangkakan berbuat salah. Budaya
Samurai ala Jepang tidak pernah sampai membekas ke dalam budaya Indonesia walaupun
negeri ini pernah dijajah Jepang. Aripinto bisa di kedepankan sebagai contoh
dalam hal ini, ia dengan kesadarannya mengundurkan diri menjadi anggota DPR
karena ketahuan membuka situs Porno saat sidang paripurna DRP. Begitu juga, dua
Menteri dalam kasus yang sama di India mundur dari jabatannya.
Jika saja, para pejabat di Indonesia bisa melakukan
itu, pasti Presiden SBY tidak kesulitan mencari pengganti para Menteri yang
terindikasi korupsi. Lalu, para penegak hukum tidak kebingungan mencocokan
pasal-pasal untuk menjerat pelaku dan para pengacara tidak perlu terus berdebat
di Media untuk saling mencari pembenaran bernuansa politis. Itu semua harapan
tetapi faktisitas menunjukan lain. Harapan dan cita itu bisa dilabuhkan dengan
syarat kita memberi space kejujuran.
Di sadari atau tidak, atraksi panjat pinang
menelanjangi diri sendiri. Artinya, dalam atraksi panjat pinang terlihat
anggota tim kerjasama untuk membantu temannya agar bisa naik mendapatkan
hadiah, tetapi sebenarnya menariknya kembali ke bawah. Soliditas anggota tim
menjadi biang keroknya. Teman tidak selamanya bisa menjadi sahabat, sahabat
selamanya dapat menjadi sahabat. Sahabat yang menjatuhkan sahabatnya itulah
teman. Seorang sahabat tidak akan pernah menjatuhkan sahabatnya walau harus
mengorbankan dirinya sendiri. Dengan demikian, sahabat adalah seseorang yang
datang di saat orang lain pergi.
Kejernihan dan niat yang tulus yang mengantarkan tim
panjat pinang mencapai tujuan. Kehidupan manusia yang naik turun merupakan pesan
moral yang disampaikan dalam setiap atraksi panjat pinang. Ada kalanya
seseorang berada dalam puncak karier dan kekayaan, namun adakalanya manusia
berada pada titik terendah dalam hidup. Ada yang sukses materi namun gagal
dalam mendidik anak-anaknya. Ada juga yang gemilang dalam karier namun gersang
dalam kehidupan spiritual. Itulah kehidupan turun naik sebagaimana penggambaran
atraksi panjat pinang. Tidak ada yang abadi. Wallahul Muata’an ila Darisaalam.
*********
0 komentar:
Posting Komentar