Sabtu, 01 Februari 2014

DADU SUDAH DILEMPARKAN

"Lacta alea est" atau dadu sudah dilemparkan, kata Victor Ostrovsky. Menang-kalah; benar-salah menjadi wilayah yang abu-abu dalam dunia politik. Dua wilayah itu terkadang berkelindan. Benar bisa menjadi salah, dan salah bisa menjadi benar, inilah realitas yang tersamarkan.

Pernyataan Anas Urbaningrum memang selalu mengundang pernyataan yang debatable topic. Dalam kasus Hambalang, Ia menyatakan bahwa "Hambalang lebih dekat dengan Cikeas darpada Duren Sawit". Para ahli hukum dan pengamat politik terus berbincang tentang apa makna di balik pernyataan Anas itu. Entahlah.

Apa yang mau dikatakan Anas, selalu dinanti publik khususnya media. Karena setiap pernyataannya selalu tidak mengarah ke satu titik tetapi bisa pelbagai titik. Kemungkinan Anas akan membuka lembaran2 yang di dalamnya tercatat nama-nama teman dan koleganya saat masih aktif di partai demokrat. Tetapi saat ini baru satu alinea saja dari sekian lembaran yang akan diungkapnya. Seriuskah Anas?

Dadu sudah terlanjur dilemparkan. Anas kini sudah ditahan KpK. Anas satu dari mata dadu yang sudah di lemparkan. Masih ada mata dadu-mata dadu lainnya. Siapakah mereka itu? Hanya Anas yang tahu dan tentu Dia tidak mau sakit sendirian. Apa lagi sampai saat ini, Ia masih menganggap dirinya tidak bersalah dan hanya dikurbankan.


0 komentar: