"Lacta
alea est" atau dadu sudah dilemparkan, kata Victor Ostrovsky.
Menang-kalah; benar-salah menjadi wilayah yang abu-abu dalam dunia
politik. Dua wilayah itu terkadang berkelindan. Benar bisa menjadi
salah, dan salah bisa menjadi benar, inilah realitas yang tersamarkan.
Pernyataan Anas Urbaningrum memang selalu mengundang pernyataan yang debatable topic. Dalam kasus Hambalang,
Ia menyatakan bahwa "Hambalang lebih dekat dengan Cikeas darpada Duren
Sawit". Para ahli hukum dan pengamat politik terus berbincang tentang
apa makna di balik pernyataan Anas itu. Entahlah.
Apa yang mau
dikatakan Anas, selalu dinanti publik khususnya media. Karena setiap
pernyataannya selalu tidak mengarah ke satu titik tetapi bisa pelbagai
titik. Kemungkinan Anas akan membuka lembaran2 yang di dalamnya tercatat
nama-nama teman dan koleganya saat masih aktif di partai demokrat.
Tetapi saat ini baru satu alinea saja dari sekian lembaran yang akan
diungkapnya. Seriuskah Anas?
Dadu sudah terlanjur dilemparkan.
Anas kini sudah ditahan KpK. Anas satu dari mata dadu yang sudah di
lemparkan. Masih ada mata dadu-mata dadu lainnya. Siapakah mereka itu?
Hanya Anas yang tahu dan tentu Dia tidak mau sakit sendirian. Apa lagi
sampai saat ini, Ia masih menganggap dirinya tidak bersalah dan hanya
dikurbankan.
Sabtu, 01 Februari 2014
DADU SUDAH DILEMPARKAN
20.44
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar