Siang
 ini saya sedang berada di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta. Sy sedang 
menunggu jadwal keberangkatan menuju Lombok via Surabaya. Sambil 
menunggu jadwal keberangkatan saya berbincang-bincang dengan seseorang 
dari Pontianak. Secara kebetulan orang itu adalah pebisnis yang punya 
usaha di sana.  Saat perbincangan berlangsung, tiba-tiba datang seorang 
ibu menyela perbincangan kami yang 
meminta tempat duduk salah seorang dari kami untuk suaminya. Si suami 
tanpa basa basi duduk di kursi yang kami tinggalkan, sementara si istri 
berdiri mematung sambil memandang suaminya dengan setia.
 
Melihat kondisi dan suasana seperti itu, saya pun berdiri lalu mempersilahkan si perempuan paruh baya untuk duduk di dekat suaminya. Tanpak raut wajah si perempuan berseri-seri dipersilahkan duduk. Hal itu terlihat dari caranya melihat kami ketika mempersilahkannya duduk, hanya ucapan terima kasihnya tidak terucap namun tersirat dari gerak tubuhnya. Kami hanya bisa mencuri pandang betapa pasangan suami paruh istri paruh baya itu terlihat tenang seolah tiada beban terpancar dari raut wajahnya.
 
Melihat kondisi dan suasana seperti itu, saya pun berdiri lalu mempersilahkan si perempuan paruh baya untuk duduk di dekat suaminya. Tanpak raut wajah si perempuan berseri-seri dipersilahkan duduk. Hal itu terlihat dari caranya melihat kami ketika mempersilahkannya duduk, hanya ucapan terima kasihnya tidak terucap namun tersirat dari gerak tubuhnya. Kami hanya bisa mencuri pandang betapa pasangan suami paruh istri paruh baya itu terlihat tenang seolah tiada beban terpancar dari raut wajahnya.










