Setelah
KPU RI menganulir hasil kerja Timsel KPU NTB, terasa keputusan semakin
tidak jelas alias mengambang. Ada kesan KPU RI sengaja mengulur-ulur
waktu siapa yang mau ditetapkan menjadi komisioner KPU NTB.
Spekulasi pun bermunculan, apakah tes ruhani yang telah dilaksanakan di
rumah sakit jiwa Mataram beberapa waktu yang lalu akan melahirkan
wajah-wajah baru yang berbeda dengan hasil kerja timsel lalu atau justru akan menguatkan hasil kerja timsel yang sudah dianulir itu. Entahlah.
Namun, masyarakat berharap KPU RI segera saja mengumumkan hasil kocok
ulang calon anggota KPU NTB. Sebab cepat atau lambat pasti akan
memunculkan reaksi atas kerja KPU Ri yang telah mengambil alih kerja
timsel. Saya hawatir, semakin diulurnya waktu penentuan komisioner KPU
NTB bisa berdampak negatif terhadap integritas penyelenggara pemilu.
Seakan masyarakat (khususnya kompetitor calon anggota KPU NTB) sedang
membeli waktu. Mereka sedang galau terus menunggu ketidakpastian siapa
saja dari mereka yang akan ditetapkan menjadi komisioner KPU NTB.
Menetapkan wajah lama versi timsel (yg sudah dianulir) atau akan
memunculkan wajah baru versi KPU RI. Saya berfikir bahwa kedua versi itu
pasti akan mendapat reaksi dari para kompetitor. Kenapa? Karena
masalahnya tidak lagi pada persaingan bebas, tetapi sudah mengarah pada
masalah harga atau integritas diri.
Masalah lainnya, pasti
sedang menunggu yakni kemungkinan mereka yang tidak lolos pada seleksi
calon anggota KPU Kabupaten/Kota akan menuntut hal yang sama dengan apa
yang terjadi di KPU NTB. Dari data yang ada, hanya kabupaten Lombok
Tengah dan kota Mataram saja yang melakukan tes kesehatan ruhani,
sedangkan kabupaten/kota lainnya tidak melakukan sama sekali.
Nah, kalau hal itu nantinya terjadi, maka akan berdampak pada
pelaksanaan pemilu yang sudah semakin dekat. Wacana kocok ulang seleksi
calon anggota KPU kabupaten/kota yang bermasalah semakin santer
terdengar. Kalau sudah begini, maka pasti masyarakat akan dirugikan.
Oleh karena itu, sebaiknya KPU RI segera saja mengumumkan hasil kocok
ulang calon Anggota KPU NTB secara obyektif tanpa harus galau dengan
segala bentuk tekanan yang justru akan menambah sulit posisi komisioner
nantinya. Masyarakat membeli waktu yang sedang digenggam oleh KPU RI.
Semoga saja KPU RI bisa berdiri di atas objektivitas untuk menghasilkan
penyelenggara pemilu yang berintegritas, jujur, dan adil. Jangan lagi
paksa masyarakat untuk waktu lebih lama lagi.
Bagu, 08012014.116.07
Rabu, 08 Januari 2014
MEMBELI WAKTU
22.54
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar