Suata masa dimana antara laki-laki dan
perempuan hidup harmonis dalam dekapan cinta kasih. Darinya dilahirkan
suatu generasi yang baik, cerdas, gagah dan cantik. Hati siapapun akan
terasa senang dan tentram melihat generasi emas yang terlahir dari buah
cinta dan kasih sayang. Malaikat pun akan iri melihat keharmonisan hidup
generasi emas itu. Kecukupan materi tidak usah disangsikan
sehab mereka sudah bersahabat dengan alam. Dan pemimpin yang adil,
jujur dan empati akan nasib rakyatnya muncul dari generasi emas itu.
Terus terang, saya membayangkan generasi emas itu terlahir ketika kita
masih menikmati dan menjalankan hidup sebagai amanah Tuhan. Dan mungkin
saja anda berharap yang sama akan kelahiran generasi emas itu di saat
anda masih hidup. Kita semua punya harapan dan cita yang sama. Namun,
saya tidak tahu apakah kita punya pintu pikiran dan pendapat yang sama
bahwa generasi emas itu akan lahir dari satu titik kesadaran akan cinta
kasih terhadap perempuan. Maksud saya adalah bagaimana kita mampu dan
mendudukkan atau memposisikan perempuan pada posisi yang sewajarnya.
Perempuan adalah teman hidup lelaki dan begitu sebaliknya. Tanpa salah
satunya tidak mungkin lahir generasi emas yang dicitakan dan idamkan.
Bersatunya kedua mahluk itu adalah kenikmatan dan kesenangan hidup
sampai ujung dunia.
Rasulullah Muhammad Saw menyatakan bahwa
"Dunia ini adalah kesenangan, dan yang paling menyenangkan adalah
perempuan yang shalihah" (HR Muslim dan an-Nasa'i). Memang perempuan
adalah mahluk yang belum dikenal secara paripurna hingga kini, kata
Prof. Quraish Shihab. Perempuan harus dihormati dan dicintai, begitu
makna hadits nabi tersebut di atas. Sungguh tidak berbudi siapa yang
tidak mencintai atau menghormatinya. Dan terdapat keseleo jiwanya atu
kekurangan pada dirinya siapa yang tidak mencintai atau menghormati
perempuan. Dari kondisi penuh cinta atau love full kata Mbah Surip akan
dapat melahirkan generasi emas.
Namun apa dinyana,
faktisitasnya generasi emas masih jauh dari harapan. Hamparan fakta
terungkapkan ketika Dr. Hj. Khafifah Indar Parawansa, M.si selaku ketua
Muslimat Nahdlatul Ulama menyatakan rasa keprihatinannya terhadap
perkembangan generasi muda termasuk perempuan saat ini. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan lembaga survei independen baru-baru ini,
dari 5 juta perempuan di Indonesia yang menggugurkan kandungannya,
sebanyak 62 persen merupakan anak-anak di bawah usia 16 Tahun. Paparan
itu, Khafifah sampaikan ketika memberikan pengajian umum pada acara
karlah ke-50 Ponpes NU al-Mansyuriah Bonder dan khaul ke 29 almagfur
Tgh. M. Mansyur Abbas, hari ahad tanggal 30 Desember 2012 lalu. Untuk
itu, peran dan pengawasan orang tua dan lembaga pendidikan dalam
mengatasi dan mengantisipasi hal tersebut mutlak di perlukan.
Saat ini seks bebas sudah merambah para pelajar, baik SMP maupun SMU dan
yang lebih memprihatinkan anak-anak SD kelas IV-VI sudah ketagihan
pornografi. Bahkan angkanya sangat pantastik 83,7 persen berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dibeberapa kota di Indonesia. Sial dan
nelangsa benar sebagai orang tua kalau anaknya terlibat di dalamnya.
Sungguh pada kondisi seperti ini, kita tidak dapat berfikir sehat
apalagi bermimpi tentang generasi emas yang akan terlahir di negeri
katulistiwa ini. Yang menarik, kata Khafifah seorang siswi SMK di Jawa
Timur yang bertengkar hebat dengan temannya gara-gara rebutan pria
hidung belang. Guru bimbingan konseling sangat terkejut dengan pengakuan
siswi itu ketika ditanya sejak kapan mulai melakukan hubungan seks
bebas itu? ternyata sudah mulai melakukan seks bebas sejak kelas 2 SMP.
Generasi seperti apa yang bisa diimpikan kalau faktanya seperti itu.
Ya, sebagai orang tua harus berfikir ekstra untuk mengawasi
anak-anaknya. Begitu juga lembaga pendidikan pun harus bertanggungjawab
untuk menjawab hasil survei tersebut di atas. Namun pada aras ini, baik
orang tua maupun guru tidak perlu saling menyalahkan tentang kondisi
anak-anak itu tapi yang terpenting adalah pentingnya dijalin komunikasi
yang intensif guna mencegah atau meminimalisir perilaku seks bebas di
kalangan siswa. Orang tua harus kembali memainkan perannya dalam
memberikan pendidikan kepada anaknya. Ingatlah bahwa pendidikan yang
pertama dan utama adalah lembaga keluarga baru kemudian sekolahan. Nah,
peran orang tua itu yang sudah mulai hilang dan pendidikan seakan
menjadi tugas para guru semata, sementara orang tua membatasi dirinya
pada memberikan biaya hidup atau uang belanja saja. Sementara guru
hanya memainkan perannya tidak lebih sebagai memberikan pengajaran ilmu
pengetahuan atau transfer of knowledge kepada siswanya.
Masalahnya, apa yang menyebabkan anak-anak kita terjerumus ke dalam
lubang hitam kehidupan itu? Seks bebas, penggunaan obat-obatan
terlarang, minuman keras adalah lubang hitam kehidupan. Terjerumusnya
anak-anak kita ke lubang hitam itu pasti akan menjadi beban hidup orang
tua, sekolah dan juga pemerintah. Ada beberapa sebab mengapa anak-anak
terjerumus seks bebas, yakni gengsi atau gaya hidup, lingkungan,
taknologi, ekonomi, broken home, pergaulan dan sebagai pelarian hidup.
Kesemua sebab terjerumusnya ke seks bebas itu tidak berdiri sendiri tapi
kerkelindan dan saling terkait seperti lingkaran setan.
Seks
bebas mungkin saja karena pengaruh gaya hidup dan gengsi yang
dipertontonkan oleh orang tuanya dalam menjalani drama kehidupannya.
Gaya hidup higher class memang menjadi tontonan yang dilihat langsung
oleh anak remaja dari orang tuanya. Lihat saja, orang tua misalnya peri
pagi sekali dan pulang larut malam dalam keadaan sempoyongan karena
pengaruh minuman keras atau anak remaja melihat papa mamanya jalan
berdua dengan orang lain yang bukan papa mamanya. Itu semua drama yang
diperankan sendiri oleh orang tua yang langsung ditonton oleh permata
hatinya. Harusnya pada kondisi itu orang tua tidak menyalahkan
siapa-siapa kecuali dirinya dan atau tidak para gurunya.
Hadirnya media teknologi ke dalam dunia private juga penjadi sebab lain
para remaja terjerumus ke lubang hitam kehidupan. Media yutube, face
book dan intenate seakan menjadi sahabat setia mereka. Dengan media maya
itu, mereka dapat saling bertukar infomasi, curhat, merayu kasih dan
melihat pintu menuju lubang hitam kehidupan. Drama yang dipertontankan
orang tua mereka dapat juga disaksikannya persis dengan yang dilihatnya
pada dunia maya. Bisa jadi pada aras ini, si anak sudah mulai bersimpati
pada dunia nyata dan tidak sebatas dunia maya.
Tentu,
anak-anak tidak salah dan yang salah adalah lingkungan yang menampakkan
dirinya dan terlihat jelas dengan mata telanjang kepolosan si anak.
Jangan lupa bahwa lingkungan itu terwarnai oleh perilaku perselingkuhan
shawat yang dilakukan oleh orang yang mentasbihkan dirinya orang dewasa.
Sementara banyak orang dewasa tidak tahu diri dan bangga berayu kasih,
baik lelaki maupun wanita.
Memang pelbagai macam sebab
anak-anak bangsa ini terjerembab ke seks bebas, tapi yang terpenting
bagaimana menyiapkan dan mendidik generasi muda ini untuk mewujudkan
generasi emas. Suatu era generasi yang hidup berlandaskan cinta kasih di
bawah naungan dan pancaran nilai-nilai ke-Tuhanan. Perempuan shalihah
satu kata kunci untuk melahirkan generasi emas itu. Perempuan sebagai
ibu anak-anak bangsa dunia harus kembali ke posisi eksistensi sejatinya
sebagai seorang ibu. Ingat pepatah yang menyatakan bahwa "kasih ibu
sepanjang masa, kasih anak sepanjang gala". Ibu adalah malaikat untuk
anaknya dan malaikat dunia sepanjang ibu sadar akan perannya di dunia.
Dalam Islam, sosok ibu sangat mulia karena dari rahimnya banyak
terlahir pemimpin yang berhasil dan sukses. Salah satunya adalah
kepemimpinan nabi Muhammad Saw. Saking mulianya sosok ibu dalam Islam
sampai pada sabda bahwa "Syurga berada di bawah telapak kaki ibu".
Karenanya ibu adalah tokoh berhati mulia, penuh cinta dan kasih sayang
bagi anak-anaknya. Tiada cinta yang melebihi cinta ibu kepada anaknya.
Cinta tak bermakna tanpa kehadiran ibu. Anak-anak terjerumus ke lubang
hitam kehidupan karena cinta tidak dihadirkan oleh sang ibu atau si anak
yang telah menjauh dari cinta dan kasih ibu. Apapun keadaan si anak,
ibu tidak akan pernah menceraikan anaknya.
Ya, mengembalikan
peran ibu sebagai perempuan agung atau malaikat dunia bagi anaknya
adalah kunci dan pintu utama bagi kelahiran generasi emas atau generasi
kehidupan yang harmonis dzohir dan bathin. Kalaupun ada pintu lain,
tidak lebih hanya pelengkap saja, tetapi tetap penting. Dan hal itu
merupakan amanah Tuhan sebagaimana perintah untuk menemukan kebaradaan
nabi Yusuf As. Tuhan memerintahkan saudara-saudara Yusuf untuk
menemukannya jangan masuk melalui satu pintu, tetapi masuklah melalui
banyak pintu yang berbeda. Melahirkan generasi emas, dengan demikian
harus membangun kerjasama dengan semua pihak, dengan orang tua, dunia
pendidikan, pemerintah dan lingkungan masyarakat. Namun tetap lokus
utamanya adalah peran dan fungsi ibu sebagai malaikat bagi anaknya.
Wallahul Musta'an ila Darissalam
Sabtu, 05 Januari 2013
GENERASI EMAS
19.13
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar