Senin, 30 Juni 2014

AIDS, MUT'AH DAN LEGALITAS ZINA

Terkesan bahwa legalitas perzinahan sudah given di negeri zamrut katulistiwa Indonesia. Kesan ini diungkapkan oleh pegiat atau komunitas peduli aids Indonesia di bundaran Hotel Indonesia dalam rangka memperingati hari aids sedunia. Kesan tersebut bisa menjadi kenyataan dikala mereka mengungkapkan data penderita aids di Indonesia yang semakin meningkat. Data terakhir penderita aids di seluruh Indonesia sekitar 12 juta. Suatu jumlah yang tidak sedikit.


Penderita aids di Indonesia bukannya semakin berkurang, malahan semakin meningkat setiap tahunnya.Data yang dimiliki oleh komunitas peduli aids menjadi maroji' atau rujukan kuantitas penderita aids di Indonesia. Data tersebut bisa jadi lebih banyak karena belum terkoneksi secara baik dengan dinas instansi yang memang punya tugas membidangi permasalahan tersebut, seperti dinas kesehatan dan sosial.

Penderita aids merupakan akibat dari perilaku manusia yang tidak mengindahkan norma-norma agama, kepatutan dan kesusilaan. Termasuk di dalamnya norma dan aturan adat istiadat masyarakat setempat. Penderita aids mungkin saja sudah mengetahui dengan baik akibat dari perilaku seks bebas atau gonta ganti pasangan, tetapi karena kemiskinan yang membelitnya sepertinya tidak ada pilihan lain  kecuali berkubang dalam perilaku seks bebas dalam lumpur dosa.

Penderita aids bisa datang dari dunia tanpa aturan dan dari lokalisasi yang sudah di legalkan. Dunia tanpa aturan maksudnya si perempuan bisa bermain sendiri dengan semua laki-laki hidung belang yang haus seks dan rindu belaian lembut perempuan kapanpun dan dimanapun. Tidak ada aturan yang mengikatnya, tentu selama tidak kedatangan rembulannya. Kalau ditanya, mana yang lebih banyak menyumbang manusia penderita aids dari dua dunia yang berbeda itu? Bisa jadi lebih banyak dari dunia tanpa aturan karena tidak terdata dengan baik.

Kemiskinan ekonomi menjadi penyebab menjamurnya seks bebas dan legalitas lokalisasi di kota-kota besar di Indonesia. Bagi sebagian besar orang, sepertinya tidak susah untuk menemukan gadis-gadis belia umur 17-an yang bisa menemaninya menghabiskam waktu akhir pekannya atau hanya sekedar iseng saja. Hebatnya wanita-wanita penghibur ini sudah dimaklumi keberadaannya dan bebas bepergian tanpa ada rasa risih. Sementara sebagian lainnya aman dan nyaman bercengkrama pada suatu tempat yang sudah memiliki ijin operasional.

Faktisitas tersebut menunjukkan bahwa kesemuanya berpotensi besar penyumbang penyakit aids di Indonesia menurut pakar kesehatan dan komunitas peduli aids Indonesia. Perilaku gonta ganti pasangan satu segi mungkin menjadi kebanggaan terutama bagi mereka yang memiliki uang berlebih, tetapi segi yang lain membawa dampak yang luar biasa bagi tersebarnya penyakit aids. Lelaki dan perempuan mungkin saja punya potensi yang sama sebagai penyebar penyakit yang membahayakan itu.

Pernikahan Mut'ah atau kawin kontrak merupakan fenomena baru di Indonesia. Asumsi saya, bahwa kawin kontrak berpotensi untuk menyebarkan penyakit kelamin karena itu Rasulullah Muhammad Saw sudah melarang kawin kontrak ini. Kawin kontrak merupakan perkawinan yang punya batas waktu, setahun, dua tahun atau lebih, tergantung ikatan kontrak yang dibuat kedua belah pihak. Pada zaman pengembangan Islam, kawin kontrak pernah menjadi solusi untuk menghibur para prajurit yang bertahun-tahun berada di medan perang. Karena kondisi yang sudah stabil maka kawin kontrak diharamkan karena untuk menghormati harkat dan martabat kaum perempuan menggapai masa depan lebih nyaman dan hidup bahagia bersama keluarga dan anak keturunannya.

Dewasa ini, hanya fiqh kaum Syiah yang membolehkan kawin kontrak. Negara seperti Iran masih mempertahankan kawin kontrak ini dengan pelbagai persyaratan. Di Iran, kawin kontrak ini sebut sigheh. Sayangnya, di tengah menjamurnya para imigran gelap dari Timur Tengah yang datang di Indonesia, kawin kontrak menjadi fenomena baru. Kawasan Puncak Cisarua Bogor, Jawa Barat menjadi syurga bagi imigran dari Timur Tengah.

Kawasan Puncak Cisarua Bogor memang Syurga bagi imigran Timur Tengah (Ulasan Metro Tv). Keberadaan imigran Timur Tengah ini telah membuat perekonomian menggeliat maju, seperti munculnya resto dan kuliner khas Timur Tengah, serta berkembangnya paham atau fiqh nikah Mut'ah. Tentu, hal yang satu ini bisa berdampak negatif  dalam konteks interaksi imigran dengan masyarakat sekitarnya, karena perbedaan faham. Namun, saya meyakini bahwa perbedaan faham itu tidak akan membuat interaksi mereka terganggu selama tidak saling mengganggu.

Secara umum, perilaku seringnya berganti pasangan antara lelaki dengan perempuan punya potensi besar mengidap penyakit kelamin dan media penyebar penyakit yang mematikan, baik itu seks bebas, lokalisasi perzinahan dan ataupun kawin kontrak. Kuantitas pengidap penyakit Aids berdasarkan data Tahun 2012 mencapai angka 12 juta orang. Data itu belum termasuk pengidap penyakit spilis dan penyakit kelamin lainnya. Dari data pengidap penyakit aids dan kelamin yang mematikan tersebut sebagai bukti bahwa perzinahan dan perilaku asusila sangat memprihatinkan. Katena itu, keputusan pemerintah Jawa Timur dengan menutup tempat-tempat lokalisasi menjadi keputusan yang tepat.

Menegakkan aturan seperti itu sudah menjadi kewajiban pemerintah. Selama beroperasi lokalisasi di Indonesia, sudah berapa juta orang yang terjerumus ke dalamnya dan dari mereka tersebar pula pelbagai jenis penyakit kelamin yang mematikan. Karena itu, siapapun yang masih berfikir normal pasti akan mendukung pemerintah untuk menutup tempat perzinahan yang tersebar di Indonesia. Namun sebagai akibat keputusan itu, pemerintah harus pula memikirkan nasib mereka untuk dapat kembali kepada kehidupan normal di tengah-tengah masyarakat. Dalam kerangka memperingati hari aids sedunia, kita disadarkan untuk berfikir normal dan berperilaku normal pula. Semoga.

Mataram, 03122013.06.19

0 komentar: