This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 12 Desember 2012

MEMUTUS RANTAI PLAGIATOR

Plagiat atau menjiplak hasil karya orang lain menjadi issu hangat pada sidang komisi para pengelola peningkatan kualifikasi guru PAI pada sekolah di bawah kementrian Agama RI. Acara sidang komisi itu berlabel kegiatan temu ilmiah guru dan pakar pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di Harris Hotel, Jalan Peta Bandung.

IDEOLOGI KEMBARA

Persaingan menuju NTB satu kian memanas. Beberapa bakal calon gubernur sudah mulai memasuki panggung dan siap bermain. Lakon yang akan dimainkan tentang bagaimana bermain peran untuk menjadi gubernur NTB. Karena lakonnya sama, tentu kontestan yang paling siap dan bermain indah yang mungkin keluar sebagai pemain peran terbaik yang akan dipilih masyarakat.

SHALAT MENJADIKAN HATI LEMBUT

Semua kita terkejut tentang bermjnculannya pelbagai kasus yang sangat menyayat hati, seperti pembunuhan dengan dalih issu tidak benar, issu dukun santet dan terakhir menyebab issu berantai ditujukan kepada wanita agar berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenal. Sebab orang tidak dikenal ini, melakukan tindakan menjambret, merampok sampai memperkosa wanita. Kini SMS itu sudah mulai menyebar dan kini mengatas namakan Biro Humas Mabes Polri. Mirip sekali dengan SMS berantai issu penculikan anak beberapa bulan lalu.

EMPATI

Hidup semakin susah, barang kebutuhan pokok tidak mampu kami beli, kami hanya makan satu kali sehari, pakaian hanya kering di badan, itu sama karena kami hanya pekerja serabutan. Kehidupan kami semakin sulit ketika suami saya telah meninggal dunia tiga tahun lalu. Nyaris, saya harus menghidupi dua anak yang masih kecil dengan bekerja serabutan, jadi tukang cuci pakaian tetangga, mencari barang bekas untuk dijual, dan terkadang menjadi tukang penyemai padi. Semua pekerjaan saya jalani, sepanjang halal dan tidak bertentangan dengan keyakinan.

KEBIASAAN YANG TIDAK BIASA

Pasti belum dilupakan kasus pembakaran mayat yang dilakukan oleh masyarakat terhadap orang yang diduga atau diisukan menculik anak. Kasus itu, boleh jadi menjadi perilaku yang amat sadis masyarakat Sasak terhadap saudaranya sendiri. Bagaimana mungkin orang Sasak yang sangat religius dapat melakukan tindakan sadis itu. Terkejut dan kaget kita mendengar kasus memilukan itu. Satu pertanyaan mendasar untuk merespon kasus itu, sejak kapan orang Sasak yang dikenal santun, ramah dan religius mengkonstruksi budaya yang tidak biasa itu?