Berbagai
cara orang untuk mengejar mimpinya. Apakah dengan cara yang sah atau
halal, haram dan cara abu-abu. Sepertinya sudah bercampur menjadi ala es
buah di pasar Narmada. Es campur rasanya sangar fresh apalagi diminum
di siang hari di tengah terik matahari.
Mimpi yang dikejar manusia dewasa ini adalah harta dan tahta, atau mungkin juga wanita. Bagaimana tidak dikatakan mengejar
mimpi kalau banyak manusia Indonesia yang terjebak dalam lingkaran
korupsi, kolusi dan nepotisme. Ini tiga penyakit akut yang dialami
bangsa Indonesia. Rasanya kita sangat kesulitan untuk keluar dari tiga
penyakit akut itu dan dari variannya masing-masing.
KPK sebagai
lembaga superbody yang diberi tugas untuk pemberantasan korupsi
terlihat tidak berdaya menghadapi para koruptor. Lembaga lain seperti
polisi dan kejaksaan juga tampak lunglai, setelah para anggotanya berada
pada lingkaran. Korupsi memang sudah menjadi penyakit yang
bermetamorfose dengan kehidupan keseharian masyarakat. Kalau sudah
begini siapa yang mampu merubahnya.
Yang mungkin dapat
dilakukan untuk mengurangi tiga penyakit akut itu adalah dengan
pendekatan mikro sebagaimana kata Rasulullah Saw, "ibda' binafsika" atau
mulai dari diri kamu sendiri. Saya yakin kalau kesadaran individu ini
mampu bekerja mencegah tiga penyakit akut masyarakat Indonesia. Tiga
penyakit akut itu, tidak berjalan sendirian tetapi sistemik dan by
desain. Tidak bisa jalan sendirian. Sehingga, pengungkapan segala bentuk
penyimpangan tiga penyakit akut itu pasti melibatkan orang lain atau
berjamaah.
Pendekatan mikro atau penyadaran individu menjadi
sesuatu yang maha penting dilakukan. Jika kesadaran individu terbangun,
maka pasti tiga penyakit akut masyarakat bisa diamputasi. Masalahnya,
bagaimana penyadaran itu dilakukan? Meminjam strategi Paulo Freire,
ahli pendidikan Brasil harus dimulai dari pendidikan keluarga.
Mimpi yang dikejar kebayakan manusia lebih didorong oleh tuntutan dan
kebutuhan keluarga. Siapa orang yang tidak ingin kaya? Tanya, wak
Camet. Pasti semua orang inginkan kaya. Tetapi bukan kejar mimpi di
siang bolong dengan melabrak dan melanggar norma kesusilaan, hukum dan
adat kebiassan. Pengin kaya, dengan menimbun BBM menjelang kenaikan BBM
adalah tindakan melanggar kesusilaan, maka akibatnya dibakar sendiri
oleh BBM yang akan disembunyikannya. Ironis kejadian yang dialami oknum
anggota TNI di Mesuji Bandar Lampung yang terbakar di dalam mobilnya
dengan puluhan dirijen berisi BBM.
Mengejar mimpi dengan
cara-cara yang baik dan benar harus dibudayakan agar kehidupan menjadi
berkah. Ini kunci menjadi manusia pegejar mimpi yang sejati. Bermimpi
awal menuju sukses. Tidak ada orang yang berhasil tanpa mimpi. Berani
bermimpi berarti berani mengarungi dahsyatnya hidup di dunia ini.
Bermimpilah agar tercapai harapan dan mimpi. Wallahul Muwafiq ila
Darissalam.
Pinggiran Gebong, Tanak Beak. 28042013.7.29.59.
Selasa, 30 April 2013
MENGEJAR MIMPI
19.39
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar