Selasa, 30 April 2013

MENGEJAR MIMPI

Berbagai cara orang untuk mengejar mimpinya. Apakah dengan cara yang sah atau halal, haram dan cara abu-abu. Sepertinya sudah bercampur menjadi ala es buah di pasar Narmada. Es campur rasanya sangar fresh apalagi diminum di siang hari di tengah terik matahari.

Mimpi yang dikejar manusia dewasa ini adalah harta dan tahta, atau mungkin juga wanita. Bagaimana tidak dikatakan mengejar mimpi kalau banyak manusia Indonesia yang terjebak dalam lingkaran korupsi, kolusi dan nepotisme. Ini tiga penyakit akut yang dialami bangsa Indonesia. Rasanya kita sangat kesulitan untuk keluar dari tiga penyakit akut itu dan dari variannya masing-masing.

KPK sebagai lembaga superbody yang diberi tugas untuk pemberantasan korupsi terlihat tidak berdaya menghadapi para koruptor. Lembaga lain seperti polisi dan kejaksaan juga tampak lunglai, setelah para anggotanya berada pada lingkaran. Korupsi memang sudah menjadi penyakit yang bermetamorfose dengan kehidupan keseharian masyarakat. Kalau sudah begini siapa yang mampu merubahnya.

Yang mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi tiga penyakit akut itu adalah dengan pendekatan mikro sebagaimana kata Rasulullah Saw, "ibda' binafsika" atau mulai dari diri kamu sendiri. Saya yakin kalau kesadaran individu ini mampu bekerja mencegah tiga penyakit akut masyarakat Indonesia. Tiga penyakit akut itu, tidak berjalan sendirian tetapi sistemik dan by desain. Tidak bisa jalan sendirian. Sehingga, pengungkapan segala bentuk penyimpangan tiga penyakit akut itu pasti melibatkan orang lain atau berjamaah.

Pendekatan mikro atau penyadaran individu menjadi sesuatu yang maha penting dilakukan. Jika kesadaran individu terbangun, maka pasti tiga penyakit akut masyarakat bisa diamputasi. Masalahnya, bagaimana penyadaran itu dilakukan? Meminjam strategi Paulo Freire, ahli pendidikan Brasil harus dimulai dari pendidikan keluarga.

Mimpi yang dikejar kebayakan manusia lebih didorong oleh tuntutan dan kebutuhan keluarga. Siapa orang yang tidak ingin kaya? Tanya, wak Camet. Pasti semua orang inginkan kaya. Tetapi bukan kejar mimpi di siang bolong dengan melabrak dan melanggar norma kesusilaan, hukum dan adat kebiassan. Pengin kaya, dengan menimbun BBM menjelang kenaikan BBM adalah tindakan melanggar kesusilaan, maka akibatnya dibakar sendiri oleh BBM yang akan disembunyikannya. Ironis kejadian yang dialami oknum anggota TNI di Mesuji Bandar Lampung yang terbakar di dalam mobilnya dengan puluhan dirijen berisi BBM.

Mengejar mimpi dengan cara-cara yang baik dan benar harus dibudayakan agar kehidupan menjadi berkah. Ini kunci menjadi manusia pegejar mimpi yang sejati. Bermimpi awal menuju sukses. Tidak ada orang yang berhasil tanpa mimpi. Berani bermimpi berarti berani mengarungi dahsyatnya hidup di dunia ini. Bermimpilah agar tercapai harapan dan mimpi. Wallahul Muwafiq ila Darissalam.

Pinggiran Gebong, Tanak Beak. 28042013.7.29.59.


0 komentar: