Jika
tidak ada kejadian yang luar biasa, maka 23 September 2013 mendatang
rakyat Bumi Patut Patcu akan memilih pemimpin yang baru. Siapa yang akan
terpilih, rasanya terlalu prematur untuk menentukannya sekarang. Namun,
siapapun yang akan terpilih diantara para pasangan calon bupati, pasti
itulah yang terbaik dan menjadi amir di kabupaten Lombok Barat.
Dari
cerita mulut ke mulut di masyarakat terdapat banyak calon bupati yang
akan mencoba peruntungannya untuk menjadi pemimpin di Lombok Barat,
entah itu calon dari Lombok Barat sendiri maupun luar bumi Patut Patuh
Patcu. Memang sih, tidak ada orang yang melarang atau tepatnya aturan
yang melarang bahwa orang pendatang menjadi calon pemimpin di daerah
manapun di Indonesia. Misalnya Joko Widodo menjadi gubernur di Jakarta
dan juga dengan wakilnya. Terkesan lucu saja, kata Fahlevi adik kelas
saya di Pesantren Nurul Hakim. Masak menjadi calon pemkmpin tetapi tidak
mempunyai hak memilih dan di sinilah ruang kosong hukum itu untuk
mengaturnya.
Namun demikian, saya setuju saja untuk tidak
memperdebatkannya di samping memang sudah given dan jamak dilakukan.
Biarlah rakyat yang menentukan pilihannya, kalau memang calon itu punya
prestasi, maka pasti akan di pilih oleh rakyat. Namun, jika sebaliknya
yang terjadi maka pasti juga rakyat tidak akan memilihnya kecuali ada
strategi dan alasan khusus. Siapa dan berapapun pasangan calon bupati
Lombok Barat nantinya, sudah sepantasnya untuk tidak menjadikan issu
politik askriptif sebagai issu menjatuhkan lawan politiknya. Rakyat
sudah rasional dan cerdas dalam menggunakan hak pilihnya. Ruang
persaingan sudah terbuka dan para calon berada serta berpotensi untuk
menjadi pemenang dalam pilkada Lombok Barat. Tidak ada yang berada di
depan atau di belakang semua pasangan berposisi sama, tinggal bagaimana
bersosialisasi kepada masyarakat.
Persaingan berebut kursi
nomor satu di Lombok Barat bisa jadi akan lebih menarik karena para
kontestatornya terdiri dari pasangan incamben yang pecah kongsi dan
mantan bupati periode sebelumnya. Jika benar misalnya mantan bupati HM.
Izzul Islam akan maju kembali mencalonkan untuk menjadi bupati, saya
kira kansnya untuk menang besar, setidaknya menurut loyalisnya yang
pernah bersamanya ketika menjadi bupati. Namun Dr. Zaini Aroni dan Dr.
Mahrip juga tidak bisa dianggap remeh walaupun pada pilkada mendatang
sudah pasti keduanya akan bersaing untuk menjadi bupati alias pecah
kongsi.
Di samping ketiga calon tersebut di atas, tiga calon
lainnya harus di perhitungkan karena berasal dari tokoh agama yang punya
basis massa, seperti Tgh. Muharar Mahfudz, Tgh. Munajib dan Tgh.
Mahalli Fikri. Kehadiran mereka nantinya akan membuat peta politik
menjadi lebih rumit terutama dari segi geografisnya. Namun yang pasti
bahwa persaingan akan lebih panas dan menarik. Hanya sayangnya, kenapa
tokoh muda belum muncul padahal sangat banyak yang potensial untuk
memimpin Lombok Barat.
Saya berkeyakinan kehadiran tokoh muda
akan membuat persaingan menjadi lebih menarik. Sebut saja tokoh muda
potensial seperti Fauzan Halid (ketua KPU NTB), Tgh. Hasanaen, Lc
(pimpinan Ponpes Nurul Haramaen Putri), Tgh. Subki Sasaki (pimpinan
Ponpes Nurul Madinah), Tgh. Halisussabri (Pimpinan Pesantren Darul
Qur'an Bengkel) sekaligus cucu Almagfurlah TGH. Saleh Hambali Bengkel,
dan masih banyak lagi tokoh muda potensial putra Lombok Barat.
Kalau saja mereka semua saling berpasangan, tokoh tua berpasangan dengan
tokoh muda potensial akan sangat bagus untuk regenerasi kepemimpinan ke
depan. Tinggal bagaimana mempertemukan dan menjodohkan mereka sehingga
menjadi pasangan serasi dan harmonis menuju Lombok Barat yang sejahtera
dan berkeadilan. Memilih dengan rasional dan cerdas dalam memilih
pemimpin di Lombok Barat menjadi asas melahirkan pemimpin yang amanah.
Wallahul Muwafiq ila Darissalam.
Lantai 2 SMK Darussalam, Tanak Beak, 07052013.7.30.49
Kamis, 06 Juni 2013
BUMI PATUT PATUH PATCU MEMILIH PEMIMPIN
23.46
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar