Kamis, 06 Juni 2013

BUMI PATUT PATUH PATCU MEMILIH PEMIMPIN

Jika tidak ada kejadian yang luar biasa, maka 23 September 2013 mendatang rakyat Bumi Patut Patcu akan memilih pemimpin yang baru. Siapa yang akan terpilih, rasanya terlalu prematur untuk menentukannya sekarang. Namun, siapapun yang akan terpilih diantara para pasangan calon bupati, pasti itulah yang terbaik dan menjadi amir di kabupaten Lombok Barat.

Dari cerita mulut ke mulut di masyarakat terdapat banyak calon bupati yang akan mencoba peruntungannya untuk menjadi pemimpin di Lombok Barat, entah itu calon dari Lombok Barat sendiri maupun luar bumi Patut Patuh Patcu. Memang sih, tidak ada orang yang melarang atau tepatnya aturan yang melarang bahwa orang pendatang menjadi calon pemimpin di daerah manapun di Indonesia. Misalnya Joko Widodo menjadi gubernur di Jakarta dan juga dengan wakilnya. Terkesan lucu saja, kata Fahlevi adik kelas saya di Pesantren Nurul Hakim. Masak menjadi calon pemkmpin tetapi tidak mempunyai hak memilih dan di sinilah ruang kosong hukum itu untuk mengaturnya.


Namun demikian, saya setuju saja untuk tidak memperdebatkannya di samping memang sudah given dan jamak dilakukan. Biarlah rakyat yang menentukan pilihannya, kalau memang calon itu punya prestasi, maka pasti akan di pilih oleh rakyat. Namun, jika sebaliknya yang terjadi maka pasti juga rakyat tidak akan memilihnya kecuali ada strategi dan alasan khusus. Siapa dan berapapun pasangan calon bupati Lombok Barat nantinya, sudah sepantasnya untuk tidak menjadikan issu politik askriptif sebagai issu menjatuhkan lawan politiknya. Rakyat sudah rasional dan cerdas dalam menggunakan hak pilihnya. Ruang persaingan sudah terbuka dan para calon berada serta berpotensi untuk menjadi pemenang dalam pilkada Lombok Barat. Tidak ada yang berada di depan atau di belakang semua pasangan berposisi sama, tinggal bagaimana bersosialisasi kepada masyarakat.

Persaingan berebut kursi nomor satu di Lombok Barat bisa jadi akan lebih menarik karena para kontestatornya terdiri dari pasangan incamben yang pecah kongsi dan mantan bupati periode sebelumnya. Jika benar misalnya mantan bupati HM. Izzul Islam akan maju kembali mencalonkan untuk menjadi bupati, saya kira kansnya untuk menang besar, setidaknya menurut loyalisnya yang pernah bersamanya ketika menjadi bupati. Namun Dr. Zaini Aroni dan Dr. Mahrip juga tidak bisa dianggap remeh walaupun pada pilkada mendatang sudah pasti keduanya akan bersaing untuk menjadi bupati alias pecah kongsi.

Di samping ketiga calon tersebut di atas, tiga calon lainnya harus di perhitungkan karena berasal dari tokoh agama yang punya basis massa, seperti Tgh. Muharar Mahfudz, Tgh. Munajib dan Tgh. Mahalli Fikri. Kehadiran mereka nantinya akan membuat peta politik menjadi lebih rumit terutama dari segi geografisnya. Namun yang pasti bahwa persaingan akan lebih panas dan menarik. Hanya sayangnya, kenapa tokoh muda belum muncul padahal sangat banyak yang potensial untuk memimpin Lombok Barat.

Saya berkeyakinan kehadiran tokoh muda akan membuat persaingan menjadi lebih menarik. Sebut saja tokoh muda potensial seperti Fauzan Halid (ketua KPU NTB), Tgh. Hasanaen, Lc (pimpinan Ponpes Nurul Haramaen Putri), Tgh. Subki Sasaki (pimpinan Ponpes Nurul Madinah), Tgh. Halisussabri (Pimpinan Pesantren Darul Qur'an Bengkel) sekaligus cucu Almagfurlah TGH. Saleh Hambali Bengkel, dan masih banyak lagi tokoh muda potensial putra Lombok Barat.

Kalau saja mereka semua saling berpasangan, tokoh tua berpasangan dengan tokoh muda potensial akan sangat bagus untuk regenerasi kepemimpinan ke depan. Tinggal bagaimana mempertemukan dan menjodohkan mereka sehingga menjadi pasangan serasi dan harmonis menuju Lombok Barat yang sejahtera dan berkeadilan. Memilih dengan rasional dan cerdas dalam memilih pemimpin di Lombok Barat menjadi asas melahirkan pemimpin yang amanah. Wallahul Muwafiq ila Darissalam.

Lantai 2 SMK Darussalam, Tanak Beak, 07052013.7.30.49


0 komentar: