Selasa, 19 November 2013

ALAM MULAI MURKA

Dasar manusia. Keluh kesah seolah sudah menjadi bagian hidup manusia. Musim panas mengeluh kepanasan dan ketika musim penghujan datang manusia mengeluh kebanjiran. Apa maunya manusia, mau menyalahkan Tuhan atau galau tentang alam yang sudah tidak ramah lagi terhadap manusia.

Memang alam sudah mulai murka. Saat hujan turun mengguyur gumi gora beberapa waktu lalu, alam betul-betul murka. Di beberapa tempat di lombok hujan disertai angin kencang menumbangkan pepohonan di sepanjang jalan desa Bagus-Medas tumbang menghalangi jalan umum dan beberapa rumah juga gudang pertokoan terangkat atapnya lalu dihempaskan di tanah lapang. Ada apa dengan alam-ku, adakah alam sudah murka dengan ulah dan perilaku manusia? Apakah ini bentuk balasan alam terhadap manusia yang sudah tidak ramah terhadap alam? Entahlah.

Kejadian apapun yang mengitari manusia, pasti berkaitan dengan hukum kausalitas atau sunnatullah. Kemurkaan alam tidak berdiri sendiri tetapi ada keterkaitan dengan ulah dan perilaku manusia terhadap alam. Datangnya banjir bandang yang memporak porandakan perkampungan manusia akibat dari penggundulan hutan yang tidak terkontrol atau membabi buta. Panas bumi yang tinggi menjadi akibat lain dari perilaku tidak terkontrol terhadap alam.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan kemurkaan alam? Hemat saya, kita kembalikan saja kepada Tuhan segala urusan seraya memperbanyak istigfar atas segala kehilapan dan kesalahan manusia. Bertaubat menjadi kata kunci untuk membuat alam tidak semakin murka. Tuhan pasti akan menerima pertaubatan manusia selama manusia serius untuk bertaubat.

Bukti keseriusan taubat manusia dapat berupa kesediaan untuk mengganti pepohonan yang telah di tebangnya secara membabi buta. Kemudian manusia bisa merubah perilakunya seraya berdamai dan mengakrabi alam dengan penuh kecintaan. Semoga perubahan perilaku manusia terhadap alam dapat membuat alam lebih bersahabat dengan manusia kembali. Tumbangnya pohon di depan kampus menjadi cerita akhir kemurkaan alam. Semoga. Wallahul Muwafiq ila Darissalam

STAI Nurul Hakim, Kediri, 08112013.16.49

0 komentar: