Tahun
baru identik dengan sesuatu hal serba baru. Baju baru, kain baru,
kopiah baru, sarung baru, dan tentunya semangat baru. Hanya saja sesuatu
yang baru selalu diidentikkan dengan hal-hal yang bersifat phisik atau
material semata. Padahal dibalik yang bersifat materil tersimpan mutiara
jiwa nan abadi yang akan mengantarkan insan bertemu Sang Penguasa Abadi
Allah Swt.
Menjelang tahun
baru Hijriah memang tidak tampak aktivitas berlebihan ummat Islam
menyambut tahun baru 1435 H. Tentu hal ini berbeda, ketika kita
menyambut pergantian tahun baru Masehi. Manusia seantero dunia seakan
leyap dalam kegemerlapan dan kesukacitaan nafsu duniawi. Segala bentuk
hiburan ditampilkan dan disuguhkan untuk manusia penikmat kehidupan
duniawi. Manusia larut dalam kegembiraan seraya berhayal tentang
kehidupan esok hari akan lebih baik dari hidup di tahun yang baru saja
berlalu.
Menyambut tahun baru Hijriyah seakan sepi dari
aktivitas penonjolan hawa nafsu. Tidak ada hiburan yang mengarahkan
kepada pengumbaran hawa nafsu dan nafsu birahi. Penyambutan tahun baru
Islam ini sangat sederhana dan saking sederhananya sampai-sampai kita
lupa untuk merayakan pergantian tahun ini. Dan yang lebih parah lagi,
ada yang sampai tidak tahu akan pergantian tahun baru Hijriyah. Terlalu,
kata Bang Haji Rhoma Irama.
Di beberapa masjid di Narmada,
tepatnya di masjid besar Narmada, penyambutan pergantian tahun baru
Hijriyah dilaksanakan dengan mendengar ceramah agama dari Tuan Guru.
Tema atau materi ceramahnya berkisar tentang tonggak sejarah hijrahnya
Rasulullah Saw. Sebagai awal penentuan tahun baru Islam atau dikenal
dengan tahun Hijriyah. Sementara di tempat lainnya, penyambutan tahun
baru Islam diperingati dengan berzikir dan berdoa untuk memperoleh
keselamatan dan kesuksesan hidup di tahun baru 1435 H.
Apapun
acara yang dilakukan ummat Islam untuk menyambut pergantian tahun baru
Hijriyah masih wajar selama kita dapat mengambil makna dan mampu
dijadikan sebagai titik start untuk berbuat yang lebih baik di tahun
baru Hijriyah. Pelaksanaan peringatan pergantian tahun baru Hijriyah
bersifat mubah karena tidak ada nash atau anjuran untuk merayakan
pergantiannya. Perayaan itu menjadi baik ketika kita mampu untuk menjadi
lebih bermanfaat bagi manusia lainnya. Sebaik-baik manusia kata
Rasulullah Saw adalah orang yang panjang umurnya dan baik budi
pekertinya, sekaligus bermanfaat bagi orang lain.
Dengan
begitu, hikmah terbesar dari peringatan dan perayaan tahun baru Hijriyah
adalah kemampuan kita untuk menjadikan tahun baru Islam ini sebagai
titik awal untuk berubah menjadi baik dan atau lebih baik dari
sebelumnya. Inilah semangat hijrah yang sesungguhnya, sehingga perayaan
pergantian tahun hijriah dari tahun ke tahun memang seharusnya dilakukan
dengan cara sederhana dan lebih banyak diarahkan untuk muhasabah dan
introspeksi diri. Semoga Allah Swt akan selalu melindungi dan mengiringi
langkah baik menuju keridhaan-Nya. Amin.
Selamat tahun baru
Hijriyah semoga di tahun baru Islam ini, kita sebagai ummatan wasatan
lebih bisa memerankan sebagai ummat yang toleran, cinta sesama, dan
saling menyayangi di tengah kemajemukan keyakinan. Wallahul Muwafiq ila
Darissalam.
SMK Darussalam, Tanak Beak, 04112013.0747
Selasa, 19 November 2013
HIJRIAH TAHUN PERUBAHAN PERILAKU
22.55
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar