Rabu, 27 November 2013

PROFESI GURU BUKAN COBA-COBA

Setiap tanggal 25 Nopember 2013, guru di seluruh tanah air memperingati hari jadinya. Di hari jadinya, para pahlawan tanpa tanda jasa rutin mengadakan upacara apel bendera, sebagai bukti kesetiaannya kepada bangsa negaranya untuk mendidik putra putri bangsa. Peran dan fungsi guru sangat strategis dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa dan negara. Di tangan para guru inilah nasib anak bangsa dititipkan. Baik buruknya generasi bangsa bergantung kepada semangat dan kerja profesional para guru.

Setelah di undangkannya undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, maka guru menjadi profesi yang harus ditekuni dan berdasarkan suatu pilihan rasional, serta bukan menjadi pilihan pekerjaan coba-coba. Menjadi guru hakekatnya menjadikan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, inovatif dan berbudi baik. Kalau direnungkan, tanpak bahwa menjadi guru sangat berat karena guru harus menjadikan dirinya panutan atau mauizhotil hasanah bagi anak didik dan lingkungan sekolahnya. Dan tidak hanya itu, para guru juga harus terus meningkatkan profesionalitasnya sehingga kualitas tetap terjamin.


Fenomena dewasa ini, eksistensi para guru sudah mulai dipertanyakan, terutama dalam kaitannya dengan semakin maraknya kerusuhan antar pelajar, kekerasan di dunia pendidikan dan perilaku amoral sebagian para guru. Pelbagai kasus yang berkaitan dengan profesi guru telah membuat para guru galau sebab masyarakat terus menerus mempertanyakan tugas dan fungsi guru sebagai penjaga moralitas dan sekaligus pendidik. Maksudnya dari pelbagai kasus yang mengemuka seakan-akan guru sudah mengabaikan tugas utamanya sebagai penjaga moralitas anak didiknya.

Kesangsian masyarakat akan tugas utama guru sebagai penjaga moralitas bukan tanpa dasar sebab kenyataannya, peserta didik banyak yang berkeliaran di jalanan dan belajar di tempat-tempat playstation di luar sekolahnya pada waktu jam pelajaran berlangsung. Kondisi ini seakan mentasbihkan para guru sudah meninggalkan tugas mulianya sebagai penjaga moralitas anak didiknya menjadi hanya sekedar memberikan materi pelajaran. Kondisi ini yang barangkali membuat anak didik semakin susah diarahkan dan semakin betah berada di luar sekolahnya. Akibatnya anak didik dapat berbuat tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan norma-norma kepatutan dan kesusilaan.

Menghadapi permasalahan anak didik sebagaimana yang terjadi selama ini, dibutuhkan integritas dan profesionalitas seorang guru. Dalam rangka memperingati hari jadinya, maka selayaknya para guru harus kembali memerankan tugas utamanya sebagai penjaga moralitas anak didiknya dan menjadikannya anak kreatif serta inovatif. Suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena itu menjadi guru dibutuhkan keahlian dan kemampuan yang paripurna. Dengan demikian, profesi guru harus berdasarkan pilihan rasional dan bukan berdasarkan coba-coba karena tidak ada pekerjaan lain.

Diakui atau tidak, tidak sedikit para guru yang menjadikan profesi guru sebagai pilihan terpaksa akibatnya penghayatan akan tugasnya menjadi permasalahan tersendiri yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Maksudnya para guru tersebut terus menjadi beban pemerintah untuk ditingkatkan kualitasnya. Karena itu, maka wajar kalau muncul ide untuk perekrutan guru dilakukan secara khusus dan dengan standar khusus pula. Hal ini, dimaksudkan untuk mencari para guru yang berintegritas dengan kompetensi dan kualitas yang terukur sebagaimana profesi kedokteran, misalnya.

Terus terang, menjadi seorang guru sangat sulit sebab berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran yang tidak terlihat hasilnya secara cepat. Namun dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk melihat hasil pendidikan dan pengajaran yang dilakukan para guru. Proses pendidikan dan akreditas dapat menjadi tolak ukur keluaran suatu lembaga pendidikan. Akreditas menyangkut SDM, sarana dan prasarana, budaya akademik, dan lingkungan sosial pendidikan. Nah, dalam rangka memperingati hari guru, maka refleksi akan tugas dan fungsi utama para guru harus menjadi bahan perenungan agar masa depan anak bangsa tidak diragukan kualitasnya dan dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lain dari luar negeri.

Selamat memperingati hari guru, semoga pengabdian dan jasamu dalam mendidik anak bangsa ini tidak terlupakan sebatas pada pensematan dan penghargaan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Terima kasih bapak dan ibu guru, jasamu telah menyatu dalam darah dan pikiran kami sebagai anak pendidikan. Semoga Allah Swt mencatatnya sebagai amal pengabdian yang tiada taranya. Wallahul Muwafiq ila Darissalam.

Lantai II Gedung IAI Qamarul Huda, Bagu, Loteng 25112013.17.23


0 komentar: