Setiap
tanggal 25 Nopember 2013, guru di seluruh tanah air memperingati hari
jadinya. Di hari jadinya, para pahlawan tanpa tanda jasa rutin
mengadakan upacara apel bendera, sebagai bukti kesetiaannya kepada
bangsa negaranya untuk mendidik putra putri bangsa. Peran dan fungsi
guru sangat strategis dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa dan
negara. Di tangan para guru inilah nasib
anak bangsa dititipkan. Baik buruknya generasi bangsa bergantung kepada
semangat dan kerja profesional para guru.
Setelah di
undangkannya undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, maka guru menjadi profesi yang harus ditekuni dan berdasarkan
suatu pilihan rasional, serta bukan menjadi pilihan pekerjaan
coba-coba. Menjadi guru hakekatnya menjadikan peserta didik menjadi
manusia yang kreatif, inovatif dan berbudi baik. Kalau direnungkan,
tanpak bahwa menjadi guru sangat berat karena guru harus menjadikan
dirinya panutan atau mauizhotil hasanah bagi anak didik dan lingkungan
sekolahnya. Dan tidak hanya itu, para guru juga harus terus meningkatkan
profesionalitasnya sehingga kualitas tetap terjamin.
Fenomena
dewasa ini, eksistensi para guru sudah mulai dipertanyakan, terutama
dalam kaitannya dengan semakin maraknya kerusuhan antar pelajar,
kekerasan di dunia pendidikan dan perilaku amoral sebagian para guru.
Pelbagai kasus yang berkaitan dengan profesi guru telah membuat para
guru galau sebab masyarakat terus menerus mempertanyakan tugas dan
fungsi guru sebagai penjaga moralitas dan sekaligus pendidik. Maksudnya
dari pelbagai kasus yang mengemuka seakan-akan guru sudah mengabaikan
tugas utamanya sebagai penjaga moralitas anak didiknya.
Kesangsian masyarakat akan tugas utama guru sebagai penjaga moralitas
bukan tanpa dasar sebab kenyataannya, peserta didik banyak yang
berkeliaran di jalanan dan belajar di tempat-tempat playstation di luar
sekolahnya pada waktu jam pelajaran berlangsung. Kondisi ini seakan
mentasbihkan para guru sudah meninggalkan tugas mulianya sebagai penjaga
moralitas anak didiknya menjadi hanya sekedar memberikan materi
pelajaran. Kondisi ini yang barangkali membuat anak didik semakin susah
diarahkan dan semakin betah berada di luar sekolahnya. Akibatnya anak
didik dapat berbuat tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan
norma-norma kepatutan dan kesusilaan.
Menghadapi permasalahan
anak didik sebagaimana yang terjadi selama ini, dibutuhkan integritas
dan profesionalitas seorang guru. Dalam rangka memperingati hari
jadinya, maka selayaknya para guru harus kembali memerankan tugas
utamanya sebagai penjaga moralitas anak didiknya dan menjadikannya anak
kreatif serta inovatif. Suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena itu
menjadi guru dibutuhkan keahlian dan kemampuan yang paripurna. Dengan
demikian, profesi guru harus berdasarkan pilihan rasional dan bukan
berdasarkan coba-coba karena tidak ada pekerjaan lain.
Diakui
atau tidak, tidak sedikit para guru yang menjadikan profesi guru sebagai
pilihan terpaksa akibatnya penghayatan akan tugasnya menjadi
permasalahan tersendiri yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
Maksudnya para guru tersebut terus menjadi beban pemerintah untuk
ditingkatkan kualitasnya. Karena itu, maka wajar kalau muncul ide untuk
perekrutan guru dilakukan secara khusus dan dengan standar khusus pula.
Hal ini, dimaksudkan untuk mencari para guru yang berintegritas dengan
kompetensi dan kualitas yang terukur sebagaimana profesi kedokteran,
misalnya.
Terus terang, menjadi seorang guru sangat sulit
sebab berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran yang tidak terlihat
hasilnya secara cepat. Namun dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk
melihat hasil pendidikan dan pengajaran yang dilakukan para guru. Proses
pendidikan dan akreditas dapat menjadi tolak ukur keluaran suatu
lembaga pendidikan. Akreditas menyangkut SDM, sarana dan prasarana,
budaya akademik, dan lingkungan sosial pendidikan. Nah, dalam rangka
memperingati hari guru, maka refleksi akan tugas dan fungsi utama para
guru harus menjadi bahan perenungan agar masa depan anak bangsa tidak
diragukan kualitasnya dan dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lain
dari luar negeri.
Selamat memperingati hari guru, semoga
pengabdian dan jasamu dalam mendidik anak bangsa ini tidak terlupakan
sebatas pada pensematan dan penghargaan sebagai pahlawan tanpa tanda
jasa. Terima kasih bapak dan ibu guru, jasamu telah menyatu dalam darah
dan pikiran kami sebagai anak pendidikan. Semoga Allah Swt mencatatnya
sebagai amal pengabdian yang tiada taranya. Wallahul Muwafiq ila
Darissalam.
Lantai II Gedung IAI Qamarul Huda, Bagu, Loteng 25112013.17.23
Rabu, 27 November 2013
PROFESI GURU BUKAN COBA-COBA
23.02
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar