Senen
dini hari (24.6.2013), saya terbangun oleh nada dering sms handphone.
Kemudian, saya membuka inbok sms yang dikirim oleh sahabat Zamroni yang
tak lain adalah ketua Pemuda Anshor kabupaten Lombok Barat. Isi smsnya
mengingatkan saya bahwa hari ini adalah hari nispu syakban yang mana
kita disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah.
Aku terdiam sejenak seraya membatin bahwa dalam
15 hari ke depan kita ummat Islam akan menyambut kedatangan bulan
Ramadhan. Suatu bulan yang di dalamnya terkandung rahmat, berkah dan
pengampunan dari Allah Azza Wajalla. Tak terlalu lama, aku membangunkan
istri tercinta kemudian mengambil air wudhu untuk melaksanakan qiyamul
lail atau shalat sunnah malam.
Aku rasakan, sepertiga malam
nispu sya'ban ini, terasa sunyi, tenang, tentram dan hanya terdengar
suara burung puyuh milik tetangga serta suara mahluk lain yang melepas
kepergian malam seraya menyambut datangnya mentari pagi yang akan
menyinari planet bumi ini. Dan selang waktu beberapa saat, terdengar
suara langkah kaki para petani yang akan pergi ke sawahnya. Aku menengok
ke langit, ternyata masih dini hari dan belum masuk waktu shalat subuh.
Yah, kini memang sudah nispu Sya'ban. Suatu momen yang tepat
untuk merenung sejenak untuk mengintrospeksi diri atas perbuatan apa
yang pernah kita lakukan sebagai salah satu mahluk Tuhan. Apakah selama
iini, kita telah menghiasi diri kita dengan perbuatan baik atau malah
sebaliknya, telah berlaku melanggar titah Tuhan. Waktu yang tepat bagi
yang mau memanfaatkan nispu Sya'ban sebagai media perenungan sebelum
memasuki bulan Ramadhan.
Sungguh, Tuhan telah mencipta
waktu-waktu yang dapat dimanfaatkan manusia untuk rehat seraya mengingat
masa lalu sebagai bekal menyongsong masa depan. Suatu bentuk keadilan
Tuhan dan kita dapat mengambil pelajaran dari waktu-waktu yang telah
ada. Bukankah, dibayak ayat-ayatnya Tuhan telah bersumpah atas nama
waktu? Hal ini, pertanda bahwa waktu sangat berguna bagi manusia untuk
mendatangkan segala keberkahan dalam setiap lorong waktu.
Nispu Sya'ban menjadi salah satu waktu yang dapat dimanfaatkan manusia
guna memasuki bulan suci Ramadhan. Di pertengahan bulan Sya'ban, kita
dianjurkan untuk berpuasa hanya satu hari sebagai pengingat bahwa
Ramadhan akan datang dengan segala nilai-nilai ke-Tuhanan yang
terkandung di dalamnya. Assaumu li wa ana ajzi bihi, firman Tuhan dalam
hadits kudsi. Puasa sehari ini, juga dapat dibaca sebagai persiapan
mental spiritual menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Sms
sahabat saya itu, sungguh telah mengingat saya yang hampir-hampir
melupakan nispu Sya'ban atau tidak menyadari kadatangannya karena
terlalu terlena dengan segala urusan duniawi yang cendrung membuat
manusia lalai akan kehadiran Tuhan dalam setiap tarikan dan hembusan
nafas manusia. Maafkan hamba-Mu ini Tuhan karena hampir lalai dengan
kenikmatan duniawi yang memang dapat menjebak manusia.
Fikiranku terus mengawang sampai akhirnya saya tersadar oleh suara
lantunan ayat-ayat Al-Qur'an dari pengeras suara yang di setel oleh para
Marbot atau takmir masjid yang ada di desaku. Dan ternyata, aku masih
duduk di atas sajadah setelah menunaikan shalat sunnah malam. Ternyata
sudah memasuki waktu subuh, gumamku. Aku, ternyata sempat terbuai dalam
fikiran sadarku di tengah ketidaksadaran-ku.
Aku bangkit dari
duduk panjangku untuk menyambut datangnya waktu subuh. Adzan
berkumandang dari masjid Nururrahiem di dusun Tanak Beak Barat dan
akupun berwudhu kemudian bergegas ke masjid untuk menunaikan kewajiban
shalat subuh berjama'ah. Hanya saja, saya tidak sempat menunaikan shalat
sunah tahiyatul masjid karena ditengah perjalan si muazzin telah iqomah
sebagai pertanda shalat subuh berjamaah dimulai.
Sesampai di
masjid, aku melihat jamaah shalat subuh lumayan banyak dan kurasakan
suasana hati terasa nyaman dan tentram. Mengapa? Karena ada keterkaitan
antara ghirah membangun masjid dengan semangat shalat berjamaah di
masjid. Penglihatanku ini dapat menggugurkan asumsi yang selama ini
bahwa tidak ada kaitan antara semangat bangun masjid dengan shalat
berjamaah di masjid. Namun, masih terlalu prematur untuk
mengeneralisirnya karena itu perlu persaksian lebih banyak di banyak
masjid.
Semoga saja, waktu nispu Sya'ban kali ini bisa menjadi
momentum yang tepat untuk terus melakukan pembenahan diri menuju derajat
tertinggi dalam keberimanan yakni derajat muttaqien. Semoga pula,
Allah akan tetap membimbing dan memberi kekuatan bagi kita semua guna
menyongsong datangnya bulan Ramadhan. Wallahul Muwafiq ila Darissalam.
Tanak Beak, 24062023.07.32.29.
Rabu, 03 Juli 2013
PUASA NISFU SAKBAN
22.34
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar