Rabu, 03 Juli 2013

PUASA NISFU SAKBAN


Senen dini hari (24.6.2013), saya terbangun oleh nada dering sms handphone. Kemudian, saya membuka inbok sms yang dikirim oleh sahabat Zamroni yang tak lain adalah ketua Pemuda Anshor kabupaten Lombok Barat. Isi smsnya mengingatkan saya bahwa hari ini adalah hari nispu syakban yang mana kita disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah.

Aku terdiam sejenak seraya membatin bahwa dalam 15 hari ke depan kita ummat Islam akan menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Suatu bulan yang di dalamnya terkandung rahmat, berkah dan pengampunan dari Allah Azza Wajalla. Tak terlalu lama, aku membangunkan istri tercinta kemudian mengambil air wudhu untuk melaksanakan qiyamul lail atau shalat sunnah malam.


Aku rasakan, sepertiga malam nispu sya'ban ini, terasa sunyi, tenang, tentram dan hanya terdengar suara burung puyuh milik tetangga serta suara mahluk lain yang melepas kepergian malam seraya menyambut datangnya mentari pagi yang akan menyinari planet bumi ini. Dan selang waktu beberapa saat, terdengar suara langkah kaki para petani yang akan pergi ke sawahnya. Aku menengok ke langit, ternyata masih dini hari dan belum masuk waktu shalat subuh.

Yah, kini memang sudah nispu Sya'ban. Suatu momen yang tepat untuk merenung sejenak untuk mengintrospeksi diri atas perbuatan apa yang pernah kita lakukan sebagai salah satu mahluk Tuhan. Apakah selama iini, kita telah menghiasi diri kita dengan perbuatan baik atau malah sebaliknya, telah berlaku melanggar titah Tuhan. Waktu yang tepat bagi yang mau memanfaatkan nispu Sya'ban sebagai media perenungan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Sungguh, Tuhan telah mencipta waktu-waktu yang dapat dimanfaatkan manusia untuk rehat seraya mengingat masa lalu sebagai bekal menyongsong masa depan. Suatu bentuk keadilan Tuhan dan kita dapat mengambil pelajaran dari waktu-waktu yang telah ada. Bukankah, dibayak ayat-ayatnya Tuhan telah bersumpah atas nama waktu? Hal ini, pertanda bahwa waktu sangat berguna bagi manusia untuk mendatangkan segala keberkahan dalam setiap lorong waktu.

Nispu Sya'ban menjadi salah satu waktu yang dapat dimanfaatkan manusia guna memasuki bulan suci Ramadhan. Di pertengahan bulan Sya'ban, kita dianjurkan untuk berpuasa hanya satu hari sebagai pengingat bahwa Ramadhan akan datang dengan segala nilai-nilai ke-Tuhanan yang terkandung di dalamnya. Assaumu li wa ana ajzi bihi, firman Tuhan dalam hadits kudsi. Puasa sehari ini, juga dapat dibaca sebagai persiapan mental spiritual menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Sms sahabat saya itu, sungguh telah mengingat saya yang hampir-hampir melupakan nispu Sya'ban atau tidak menyadari kadatangannya karena terlalu terlena dengan segala urusan duniawi yang cendrung membuat manusia lalai akan kehadiran Tuhan dalam setiap tarikan dan hembusan nafas manusia. Maafkan hamba-Mu ini Tuhan karena hampir lalai dengan kenikmatan duniawi yang memang dapat menjebak manusia.

Fikiranku terus mengawang sampai akhirnya saya tersadar oleh suara lantunan ayat-ayat Al-Qur'an dari pengeras suara yang di setel oleh para Marbot atau takmir masjid yang ada di desaku. Dan ternyata, aku masih duduk di atas sajadah setelah menunaikan shalat sunnah malam. Ternyata sudah memasuki waktu subuh, gumamku. Aku, ternyata sempat terbuai dalam fikiran sadarku di tengah ketidaksadaran-ku.

Aku bangkit dari duduk panjangku untuk menyambut datangnya waktu subuh. Adzan berkumandang dari masjid Nururrahiem di dusun Tanak Beak Barat dan akupun berwudhu kemudian bergegas ke masjid untuk menunaikan kewajiban shalat subuh berjama'ah. Hanya saja, saya tidak sempat menunaikan shalat sunah tahiyatul masjid karena ditengah perjalan si muazzin telah iqomah sebagai pertanda shalat subuh berjamaah dimulai.

Sesampai di masjid, aku melihat jamaah shalat subuh lumayan banyak dan kurasakan suasana hati terasa nyaman dan tentram. Mengapa? Karena ada keterkaitan antara ghirah membangun masjid dengan semangat shalat berjamaah di masjid. Penglihatanku ini dapat menggugurkan asumsi yang selama ini bahwa tidak ada kaitan antara semangat bangun masjid dengan shalat berjamaah di masjid. Namun, masih terlalu prematur untuk mengeneralisirnya karena itu perlu persaksian lebih banyak di banyak masjid.

Semoga saja, waktu nispu Sya'ban kali ini bisa menjadi momentum yang tepat untuk terus melakukan pembenahan diri menuju derajat tertinggi dalam keberimanan yakni derajat muttaqien. Semoga pula, Allah akan tetap membimbing dan memberi kekuatan bagi kita semua guna menyongsong datangnya bulan Ramadhan. Wallahul Muwafiq ila Darissalam.

Tanak Beak, 24062023.07.32.29.

0 komentar: