Rabu, 31 Oktober 2012

ASUSILA

Sungguh...sungguh, saya sangat kaget saat melihat berita di ANTV hari Selasa, tanggal 29 Oktober 2012 lalu. Malam itu sebenarnya saya sangat capek karena baru tiba dari Jakarta selesai mengikuti rapat kordinasi di ke,entrian agama Jakarta tentang pembukaan program studi baru di Perguruan Tinggi Agama Islam. Tangan saya tanpa dikomando langsung menekan cannel nomer 3 atau di progtam TV
saya adalah ANTV.

Berita malam itu tentang keganasan atau kejantanan ayah yang merenggut keperawanan anak kandungnya sendiri yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua. Bayangkan saja anak gadisny baru berumur 10 tahun. Umur seorang remaja putri yang lagi senang diajak bercengkrama, diajari berakhlak mulia, diajak bermain dan saya kita masih sangat lucu. Kalau diibaratkan bunga mawar, bunga yang baru berbunga dan siap menebarkan bau semerbaknya.

Apa lacur? Si bunga mawar sudah kehilangan jati dirinya sebagai seorang putri. Ya, sudah kehilangan mahkotanya yang seharusnya akan dipersembahkan nantinya bagi sang pangetan pujaan hatinya. Kini mawar itu sudah kehilangan sesuatu yang paling bernilai dalam kehidupannya. Apa lagi yang akan diharapkan untuk pujaan hatinya di masa mendatang. Akankah, peristiwa remang itu akan terus menghantui hidupnya sehingga tidak akan mendapatkan kebahagiaan syurgawi sebagaimana orang lain. Entahlah. Nasi sudah menjadi bubur, kata peribahasa. Tentu, bubur tidak bisa menjelma menjadi nasi kembali tetapi buburpun maaih enak dan dapat mengeyangkan, bukan.

Yah, perilaku asusila yang dilakukan oleh seorang ayah tethadap anaknya mungkin dapat dikatagorikan aebagai tindakan asusila, amoral dan melanggar tata tapsila serta agama secara otomatis. Perilaku melebihi binatang, bukan. Sebab binatang melakukan hubungan dengan lawan jenianya semata katena nariah ingin meneruskan keturunannya agar tdak punah. Tidak ada aturan apapun yang mengikatnya. Mau dan bisa melakukannya dengan siapapun juga.

Manusia tentu berbeda dengan mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna dan paling di sayang. Manusia dibekali akal, pikiran. Qalbun dan dibekali ilmu pengetahuan. Walaupun diciptakan paling mulia, tetapi masih juga dibekali dengan berbagai tata aturan agar manusia tidak terjerumuskan oleh nafsunya sendiri. Kalaupun akhirnya terjerumus toh masih diberikan pintu pengampunan. Dan saking dimuliakan, manusia masih diajari bagaimana menjawab pertanyaan malaikat mungkar dan nakir ketika memasuki pinti alam kubur. Subhanallah.

Nah, perilaku asusila yang dilakukan oleh orang tua di Madura dan Kediri Jawa Timur sebagaimana diberitakan oleh ANTV merupakan bentuk pelanggaran tethadap kodrat kemanusiaan sebagai mahluk yang sempurna. Mulia dan dikasihsayangi Tuhan. Pelakunya tentu sudah termasuk berdosa besar dan bisa dirajam secata syara. Secata hukum adat yang berlaku di masyarakat misalnya di kabupaten Lombok Utara bisa diusir dari kampung atau paernya. Dan secara hukum negara bisa dituntut hukuman penjara.

Yang terpenting sekarang, bagaimana memberikan rasa nyaman dan ketenangan hidup bagi si kurban sehingga tidak tetbebani dengan perbuatan yang tidak dikehendakinya. Itulah yang penting, sehingga peran warga masyarakat menjadi suatu yang penting demi untuk pemulihan jiwa dan psikologis si anal. Semoga Tuhan bisa membetikan pintu ampunan dan memberkati si anak yang tidak menghendaki kejadian itu.Wallahul muwafik ila Darissalam.

0 komentar: