Jumat, 12 Oktober 2012

SEEING GOOD IN ALL

Sore kemarin (Kamis, 11/11/2012) saya bertemu dengan teman lama (sewaktu bareng kuliah di Yogyakarta). Ia biasa kami panggil dengan sebutan suhu karena memang ia memiliki kelebihan dalam bidang ilmu gaib. Kami sore itu berjalan-jalan ke Senggigi sambil bercerita tentang banyak hal, terutama apa aktivitas yang dilakukan selama ini, sambil menikmati lezatnya jagung bakar dan nikm

atnya nescape.

Ada satu cerita yang menarik yang disampaikan oleh kawan saya itu. Cerita itu berkaitan dengan betapa banyak orang yang tidak mampu melihat kebaikan dalam segala hal (seeing good in all), akibatnya mereka sering mengumpat, marah, ngedumel, seraya bertanya apa kekurangan yang kami kerjakan sehingga Tuhan tidak memberikan jalan keluar terbaik terhadap kami. Ujian dan cobaan terus datang silih berganti, padahal saya sudah melakukan banyak kebaikan. Menjawab pertanyaan itu, tentu jawabannya sederhana saja, bahwa kekurangannya terletak pada terlalu berburuk sangka kepada Allah...di situlah kelemahannya.

Dalam kaitan itu, Harun Yahya menyampaikan pesan Alqur'an bahwa Allah telah menetapkan takdir bagi setiap makhluk-Nya. Semua peristiwa yang telah dan akan dialami oleh mereka telah tercatat dalam sebuah kitab yang tersimpan di Lauhul Mahfudz. Tak ada sedikitpun peristiwa yang terjadi yang luput dalam catatan ini.

Terhadap rahasia di balik setiap peristiwa, demikian Harun Yahya menjelaskan, orang-orang beriman selalu berfikir positif (Husnu dzhon) terhadap Allah dan selalu mencari kebaikan di balik setiap peristiwa yang terjadi, baik itu peristiwa baik maupun buruk. Mereka berkeyakinan bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi dirinya. Bagaimana kita menyikapi peristiwa-peristiwa itu dengan berpikir positif atau berprasangka baik kepada Allah.

Saat ini, kita di Indonesia dihadapkan pada pelbagai peristiwa yang memilukan, anak-anak bangsa terlibat tawuran, generasi muda bangsa banyak yang terjerumus pada obat-obatan terlarang, anak-anak kita banyak yang diculik dan disekap gara-gara tidak pandai memanfaatkan jejaring sosial, dan orang-orang tua kita justru asik melakukan korupsi demi membela kepentingan dan godaan syetan semata. Belum lagi sebagaimana yang terungkap media, seorang ibu negara Perancis malah berselingkuh dengan dua pria lainnya. Sungguh semua kejadian akibat dari kebodohan dan keakuan manusia yang terlalu berlebihan sehingga lupa kepada sang Khalik.

Memang, setiap orang pasti akan mengalami saat-saat sulit dalam kehidupannya, itulah hukum alam atau sunnatullah. Kesulitan itu membuat manusia frustasi, stres, atau menjengkelkan kebanyakan orang yang hidupnya jauh dari moralitas yang ditentukan dalam alqur'an, namun tidak bagi mereka yang hidupnya dekat-dekat dengan alqur'an. Bagi mereka yang menjauh dari moralitas alqur'an, mereka dengan mudah merasa gelisah, tegang, marah dan menjerumuskan dirinya ke perbuatan-perbuatan yang merusak harga dirinya, seperti koruspi atau terjerumus ke obatan terlarang.

Mengapa mereka sampai terjerumus? tentu jawabannya sederhana, karena mereka tidak memiliki keyakinan akan kesempurnaan yang melekat pada takdir yang ditetapkan oleh Allah, mereka tidak mencari keberkahan atau kebaikan yang ada di dalam peristiwa yang mereka alami. Bahkan, karena mereka tidak memiliki keyakinan, setiap detik yang mereka habiskan tampaknya menjadi bersebrangan dengan apa yang mereka inginkan. Dengan demikian, mereka menjalani sisa hidupnya dengan beban masalah dan tekanan.

Sebagai seorang mukmin seharusnya mengetahui bahwa semua kesulitan yang diberikan Allah untuk menguji manusia. Mereka harus yakin bahwa kesulitan itu dibuat untuk membedakan antara manusia yang benar-benar beriman dan mereka yang memiliki penyakit di hatinya, yakni mereka yang tidak tulus meyakini keimanannya sendiri. Jika kita terhilap dari keyakinan itu, maka tidak ada kata lain selain harus kembali ke moralitas ajaran alqur'an sebagai pedoman bagi manusia seluruhnya. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan melihat kebaikan dalam segala hal (seeing good in all). Wallahul muwaffiq ila Darissalam

0 komentar: