Minggu, 14 Oktober 2012

MENGAJAK ALAM BERZIKIR

Ahad (14/10/2012) malam ini di Lapangan Muhajirin Praya Lombok Tengah, Bupati Lombok Tengah H. Suhaili FT bersama masyarakat Lombok Tengah mengadakan seremonial zikir akbar dalam rangka memperingati HUT Lombok Tengah ke-67. Acara zikir Akbar merupakan puncak kegiatan HUT Lombok Tengah ke-67 dengan menghadirkan Ustadz H Arifin Ilham dari Jakarta. Sangat cerdas dan momen yang

tepat diputuskan oleh sang Bupati untuk mengajak masyarakat Lombok Tengah berzikir di tengah curat marutnya kehidupan masyarakat dan disaat alam ini sudah mulai tidak ramah lagi kepada manusia. Dalam kata iftitahnya Ustadz Arifin Ilham tidak hanya mengajak masyarakat berzikir, tetapi alam juga dapat berzikir, bulan gemintang dan semua mahluk lainnya juga dapat ikut berzikir.

Dibeberapa daerah dan beberapa tempat di Lombok, telah terjadi kekeringan yang berkepanjangan. Di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Sumatera, air menjadi barang langka dan sangat dibutuhkan oleh manusia, menurut informasi harga per-liternya melebihi harga minyak tanah. Sementara di beberapa tempat di Lombok Tengah sendiri, tanda-tanda kita sudah mulai kesulitan air sudah mulai tampak, tetapi belum kita sadari. Coba perhatikan saja, debit air sumur kita sangat jauh berkurang dan bahkan ada yang mongering. Debit air sungai babak yang ada dibeberapa tempat sudah sangat kecil. Sudahkah kita bertanya, minimal pada diri kita, mengapa sumur-sumur kita mengalami kekeringan dan mengapa debit air sungai babak sudah sedemikian kecil?. Hal itu pertanda bahwa bumi kita sudah mulai renta dan kemampuan atau daya untuk menyimpan air sudah mulai berkurang.

Dengan kemampuan teknologi yang dirancang manusia, kini para ilmuan sudah mulai mencari sumber-sumber mata air di luar bumi, seperti di planet Yupiter tetapi belum menemukan potensi air melebihi planet bumi tempat kita hidup saat ini. Apa artinya? Tentu, kita dituntut untuk bagaimana merawat bumi ini dengan sebaik-baiknya, dengan cara merawat pepohonan dan mengajak alam ini berzikir. Mengapa perlu berzikir sebagai salah satu media untuk merawat alam ini? Hasil penelitian ilmuan Jepang tentang bagaimana reaksi air yang di tempatkan di dua bejana berbeda, ketika dibacakan asma-asma Allah. Hasilnya, Ketika satu bejana yang berisi air saat dibacakan asma Allah, air itu mereaksi dan memunculkan energy positip, bergerak, dan berirama bagaikan music mengalun. Sementara, air di satu bejana yang tidak dibacakan apa-apa tidak memunculkan reaksi apapun. Subhanallah, Maha Suci Allah.

Sungguh suatu keindahan dan patut kita bersyukur sebanyak mungkin, bahwa kita di besarkan dalam bingkai iman dan Islam. Dimana di dalamnya kita dituntun untuk berzikir dan mengucapkan asma-asma Allah…ketika kita memasukkan sesuatu ke dalam tubuh wadag ini. Maha suci Allah. Bayangkan…hadirin rahimakumullah, melalui air yang kita minum...kita bisa bacakan “bismillahirrahmanirrahiem” dan melalui makanan yang masuk ke dalam tubuh kita…lalu bisa kita berdoa sebelumnya. Sungguh…itu berarti di dalam tubuh kita mengalir suatu energy positip yang berasaskan eksistensi Ilahiyyah, oleh karenanya…mari kita lebih banyak lagi bersyukur sembari terus berzikir yang banyak.
Firman Allah dalam surat al_ahzab 41- 42 yang artinya: “ hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kalian kepada Allah dengan dzikir yang banyak. Dan bertasbihlah kalian kepada-Nya di waktu pagi dan petang”.

Perintah zikir di atas, sebenarnya mencakup dua pengertian, yaitu zikir dengan hati dan zikir dengan membaca bacaan-bacaan yang telah diajarkan Rasulullah Saw. Baik berupa doa-doa atau yang lainnya, seperti halnya tasbih, tahmid atau takbir pada setiap selesai mengerjakan shalat. Akan tetapi zikir dengan lisan ini agak sulit dilaksanakan dalam setiap waktu, lantaran lisan kita suatu saat masih diperlukan untuk berkomunikasi dengan sasama, sehingga tidak mungkin dalam suatu waktu kita membaca zikir dan berkomunikasi sekaligus.

Adapun zikir dengan hati, hal ini dapat dilakukan di saat kapanpun dan di tempat manapun. Karena hati, tempat iman, tempat niat yang menjadi syarat sahnya ibadah dan tempat memandang Allah terhadap hamban-Nya. Pada ayat di atas, Allah memerintahkan agar memperbanyak zikir kepada-Nya. Hal ini menunjukan akan banyaknya kebutuhan hamba dan ketergantungannya kepada Ilahi Rabbi, dan tak mungkin sekejap-pun kita melepaskan diri dari pertolongan Allah dan melupakan-Nya…sebagaimana yang dilakukan oleh ulul albab, orang-orang yang dikaruniai pikiran dan digunakan untuk bertafakkur tentang ciptaan-ciptaan Allah. Firman Allah dalam surat Ali-Imran 191 yang artinya: “…yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (sambil berucap), ya Tuhan kami, tidakkah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa zikir yang dilakukan oleh ulul albab di manapun, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun mereka berada, merupakan realisasi dari eksistensinya sebagai manusia, mahluk ciptaan Allah Swt. Secara prinsipil, kepribadian suatu mahluk senantiasa terpaut kepada yang menciptakannya, yaitu Allah swt. Bagaimana mungkin, suatu ciptaan dapat melepaskan diri dari penciptanya. Sebab keberadaan sebuah ciptaan, sangat dimungkinkan untuk dipengaruhi atau ditentukan oleh penciptaannya. Oleh karena itu, melaksanakan perintah berzikir ini merupakan ciri dasar manusia beriman sebagai manifestasi dari suatu mahluk yang dikarunia albab atau pikiran.

Bagi orang-orang yang merambah jalan Allah atau ahli thariqah, mereka sepakat bahwa dzikir merupakan kunci pintu gerbang untuk bertemu dengan Allah dan dzikir merupakan pembuka sekat kegaiban, penarik kebaikan-kebaikan dan pelipur keterasingan. Dzikir merupakan pancaran kewalian dan pendorong kepada ma’rifat Allah swt. Yang lebih menarik lagi mengenai dzikir, rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah r.a, beliau bersabda (yang artinya): “menang orang-orang mufarrad, para sahabat bertanya, siapa itu para mufarrad? Rasulullah Saw, menjawab, mereka para laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah Saw”. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa, “tidaklah suatu kaum duduk berzikir kepada Allah melainkan para malaikat akan mengelilinginya, rahmat Allah akan melimpahinya, kedamaian akan turun kepadanya dan Allah akan menuturkan kepada mereka yang berada di sisi-Nya” (HR Muslim).

Itulah antara lain, keutamaan dan hikmah dzikir yang diungkapkan oleh rasulullah Saw. Apabila kita mau berzikir dan ingat kepada Allah, maka Allah pun akan selalu ingat kepada kita, dan jika kita lupa kepada Allah, maka Allah pun akan lupa kepada kita. Di tengah-tengah kealpaan kita mengingat Allah…maka Allah mengingatkan kita dengan berbagai bentuk ujian dan cobaan entah itu, kabakaran hutan, gunung meletus, air sumur kering, debit air disungai semakin mengecil dan bahkan sampai ditimpakan penyakit. Oleh karena itu, semua urusan keduniawian, hendaklah jangan sampai melalaikan kita dari dzikrullah, sebab merupakan kerugian besar kalau sampai kita melupakan-Nya. Firman Allah dlm surat al-munafiqun 9 yang artinya: Hai, orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari dzikrullah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

Pada hakikatnya dzikir adalah usaha untuk menjaga kita agar jangan sampai lupa kepada Allah Swt, sebab untuk dapat mencapai derajat ulul albab, seseorang harus selalu mengingat Allah dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun ia berada. Karenanya, marilah kita memulai berusaha untuk berzikrullah sedikit demi sedikit, dengan cara yang sabar, ikhlas, istiqomah dan tawakkal (sebagaimana yang diajarkan nabi Allah Khidir as. Kepada nabi Allah Musa as).

Dan pada tahap awal, hendaklah kita memulai zikir kita dengan lisan, baik dengan cara membaca al-quran semampu kita secara rutin atau dengan cara membaca bacaan-bacaan yang diajarkan rasulullah Saw pada setiap selesai shalat fardhu, seperti tasbih, tahmid dan takbir, atau bisa juga dengan cara membaca doa pada setiap apa yang akan kita lakukan. Dan bila hal itu belum mampu juga, maka dzikrullah bisa kita mulai dengan cara membaca basmalah pada setiap pekerjaan yang akan kita lakukan. Ini semua merupakan latihan pada tahap awal menuju dzikrullah dengan hati sebagai tahapan berikutnya.

Semoga zikir yang diadakan dalam rangka HUT ke-67 Lombok Tengah mengundang rahmat Allah Swt sebagaimana doa yang dipanjatkan oleh Ustadz Arifin Ilham bersama masyarakat serta selalu membimbing, memberi hidayah dan taufik-Nya, sehingga kita tergolong ke dalam hamba-hamba-Nya yang tahu diri. Seraya tetap memohon agar semua kejadian dan peristiwa pahit yang sedang kita alami saat ini, dapat menjadi pelajaran dan secepatnya diberikan jalan keluar, entah itu berupa turunnya hujan atau lainnya. Wallahul muwaffiq ila Darissalam.

0 komentar: