Salah satu bentuk perilaku politik warga 
negara Indonesia adalah memilih untuk tidak memilih. Perilaku politik memilih untuk tidak memilih pada 
setiap perhelatan demokrasi (baca pemilihan umum) semakin meningkat. 
Sebabnya bisa beraneka ragam mulai dari tidak mendapatkan surat 
panggilan, malas memilih, berada di luar negeri dan sampai tidak mau 
memilih sebagai sebuah pilihan. Kesemua alasan tersebut kalau
 disederhanakan bahwa warga masyarakat sudah pesimis untuk memilih atau 
tidak memilih akan sama saja. Maksudnya siapapun yang terpilih sebagai 
pimpinan negara akan tetap berada di muara gading kekuasaan  yang lambat
 laun lupa nasib rakyatnya. 










